oleh

Pangkostrad Pimpin Upacara Bendera 17-an Bulan April 2018 di Makostrad

PB|Jakarta – Pangkostrad, Letjen TNI Agus Kriswanto bertindak sebagai Inspektur Upacara Bendera pada Selasa 17 April 2018, bertempat di lapangan Makostrad Jl. Medan Merdeka Timur No. 3, Jakarta Pusat. Selasa (17/4/2018).  Upacara tujuh belasan ini diawali dengan menaikkan Bendera Merah Putih, pembacaan Pancasila oleh inspektur upacara diikuti oleh seluruh peserta upacara, pembacaan Pembukaan UUD 1945, pengucapan Sapta Marga dan pembacaan Panca Prasetia Korpri, kegiatan upacara yang rutin dilaksanakan tanggal 17 tiap bulan tersebut diikuti oleh Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS Makostrad.

Dalam amanatnya Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., yang dibacakan Pangkostrad  pada upacara Tujuh Belasan 17-an kali ini menekankan berkaitan dengan Pilkada serentak di 171 daerah di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun ini pula rangkaian Pemilu 2019 akan dimulai. Prajurit TNI harus menjaga netralitasnya. Hal ini tidak henti-hentinya saya tekankan karena TNI adalah institusi strategis yang memiliki jangkauan sampai ke pelosok nusantara dan mendapat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat. Karenanya tugas TNI untuk mengamankan dan menjamin suksesnya pesta demokrasi tidak boleh dirusak oleh sikap yang tidak netral.

Panglima TNI juga mengatakan berkaitan dengan ketahanan nasional. Satu hal yang dapat mendukung ketahanan nasional yang kuat adalah soliditas dan kekompakan segenap komponen bangsa dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. TNI selaku bagian dari komponen itu perlu membina soliditas, sinergi, dan kekompakan, dari tingkat pusat sampai daerah. Ego sektoral dan premordialisme sempit harus dibuang jauh-jauh karena hanya dengan bersatu, bergerak bersama-sama, maka Indonesia akan dapat menjawab dan menghadapi setiap potensi yang mengancam kedaulatan, keutuhan, maupun keselamatan bangsa dan negara.

Selain itu perlu kembali kita sadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan ini telah disadari oleh para pendahulu dan pendiri bangsa sehingga menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan kita. Sejak awal para pendiri negara ini telah menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan kesukuan, agama, dan golongan. Kesadaran itu harus terus kita pegang dan pedomani agar bangsa yang kaya dengan sumber daya alam ini dapat menjadi bangsa yang besar, maju, dan disegani bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Kesadaran untuk menghormati dan menghargai perbedaan serta menjunjung tinggi kepentingan bangsa dan negara sebagai kepentingan yang lebih besar akan selalu menjadi simpul strategis pemersatu bangsa.

Pada akhir amantanya Panglima TNI mengingatkan kepada prajurit dan PNS TNI berkaitan dengan tugas. Laksanakanlah tugas dengan sebaik-baiknya karena tugas adalah kehormatan. Sesederhana apapun tugas dan peran itu sesungguhnya tidak lagi sederhana karena merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari peran TNI. Tunaikanlah apa yang menjadi tanggung jawab masing masing dengan tulus dan ikhlas karena pada hakikatnya hal tersebut adalah ibadah. Sebagai bagian dari masyarakat, prajurit dan PNS TNI harus menjadi komponen yang menyatu tak terpisahkan, bersifat membangun, membawa nilai positif, dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Yakinlah apa yang saudara-saudara laksanakan akan membawa kebaikan kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.(Penkostrad|red)

Bagikan

Baca Juga