Omukia, Papua – Kabut dingin pegunungan Papua belum juga sirna saat langkah kaki para prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti tiba di Kampung Kimak, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak. Dipimpin oleh Pasi Ter Lettu Inf Warda, rombongan dari Pos Kosatgas datang bukan dengan senjata, tetapi dengan sembako dan senyum tulus—menandai misi anjangsana kemanusiaan yang sarat makna.
Sembako berupa beras, mi instan, dan minyak goreng diserahkan langsung kepada tokoh masyarakat Kampung Kimak, Bapak Marianus Tabuni, sebagai bentuk perhatian terhadap warga sekitar pos.
“Terima kasih kepada TNI, bantuan ini sangat berarti bagi saya, istri, dan anak-anak kami. Kami merasa diperhatikan. Beras dan mi instan ini sangat membantu untuk kebutuhan harian,” ungkap Marianus dengan mata yang berkaca-kaca.
Namun, bantuan tidak berhenti di situ. Pasi Ter Satgas bersama personel lainnya turut mengunjungi beberapa honai milik warga. Duduk bersila di atas rumput, mereka menikmati kopi hangat, biskuit sederhana, dan perbincangan penuh keakraban di depan tungku api yang masih mengepul.
“Bagi kami, menyapa warga adalah tugas yang tak kalah penting dari menjaga wilayah. Obrolan sore seperti ini sangat bermanfaat, karena dari sini kami mendengar langsung keluh kesah mereka, harapan, dan impian yang ingin mereka capai,” ujar Lettu Inf Warda sambil tersenyum.
Di tengah kesederhanaan, tercipta jembatan persaudaraan yang kokoh. Kopi hangat dan tawa renyah menjadi saksi bahwa di pedalaman Papua, harmoni antara TNI dan rakyat bukan sekadar slogan, tetapi nyata dan hidup dalam keseharian.
Satgas Yonif 700/WYC kembali membuktikan bahwa menjaga perbatasan bukan hanya soal keamanan, tetapi juga soal kasih sayang dan keberpihakan terhadap kemanusiaan.
(Kontributor: Rafi)