oleh

Asisten Logistik KSAL, Sholat Idul Adha 1437 H di Mako Lantamal V

asisten-logistik-ksal-sholat-idul-adha-1437-h-di-mako-lantamal-v-3 PB | Surabaya – Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (Aslog Kasal) Laksamana Muda TNI Mulyadi tampak berbaur dengan pejabat, prajurit dan PNS Markas Komando Pangkalan Utama TNI AL V (Lantanal V) serta warga sekitar Mako untuk melaksanakan Solat Idul Adha 143u H di pelataran Gedung Yos Sudarso, Mako Lantamal V, Surabaya, Senin (12/9).

Selain Aslog KSAL, tampak hadir mantan KSAL Laksamana (Purn) Soeparno, Mantan Danlantamal V Laksma (Purn) Sumadi, Asintel Danlantamal V Kolonel Laut (E) Bambang Suseno, Aspers Danlantamal V Kolonel Laut (KH) Drs. Agus Suharsono, Aslog Danlantamal V Kolonel Laut (T) Heru Sriyanta, dan para perwira staf dijajaran Lantamal V lainnya.asisten-logistik-ksal-sholat-idul-adha-1437-h-di-mako-lantamal-v-4Sholat Idul Adha yang dimulai pukul 06.00 dan diikuti sedikitnya 1259 jamaah tersebut, menghadirkan Imam dan Khotib Drs. Abdul Aziz dari Surabaya. Azis -sapaan akram Imam dan Khotib solat Idul Adha ini- mengulas tentang ketauladan Nabi Ibrahim AS yang dijadikan Allah SWT sebagai cikal bakal pelaksanaan ibadah qurban dan haji.

Menurut Aziz, kesabaran dan keteladanan Nabi Ibrahaim AS ini diabadikan Allah SWT dalam ibadah umat Islam dalam ibadah kurban dan Haji. Qurban diambil dari peristiwa perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya tercinta yang dinanti kehadirannya, Nabi Ismail, namun berkat ketaatan, kesabaran dan keihlasan Ibrahim, putranya yang akan disembelih digantikan domba besar dari surga.asisten-logistik-ksal-sholat-idul-adha-1437-h-di-mako-lantamal-v-1Peristiwa itu dijadikan acuan dalam pelaksanaan ibadah qurban hingga sekarang. Sementara itu ibadah haji, telah dicontohkan Ibrahim AS sejak mendapat perintah membangun Kabah di Makkah, berikut prosesi ibadah yang harus dilakukan selama menjalankan ibadah haji. Menurut Azis, ada beberapa hikmah yang bisa dijadikan pelajaran penting dari sejarah idul adha ini, yaitu pertama Keimanan. Manusia yang memiliki keteguhan iman seperti Ibrahim tidak akan tergoda dengan keberlimpahan harta maupun kedudukan yang menjadi karunia Tuhan. Lihatlah bagaimana Ibrahim bahkan rela mengorbankan harta yang paling berharga dalam hidupnya, yaitu anaknya Ismail, semata-mata karena ketaatan dan keimanan yang tinggi kepada Allah.asisten-logistik-ksal-sholat-idul-adha-1437-h-di-mako-lantamal-v-5“Mampukah kita memiliki daya keimanan yang kuat seperti itu? Saya kira hanya diri anda yang mampu menjawabnya. Anda tentu saja tak harus mengorbankan anak atau apapun. Karena inti dari pelajaran yang ingin diberikan Ibrahim adalah bahwa keimanan tidak bisa ditawar apalagi ditukar dengan harta benda dan segala atribut yang sifatnya hanyalah sementara,” terangnya.

Kedua, lanjutnya adalah Ketaqwaan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran bahwa yang dimaksud dengan taqwa adalah meyakini akan keberadaan sesuatu yang gaib. Meyakini tidaklah sekedar dalam hati, melainkan dengan lisan dan perbuatan juga. Inilah ketaqwaan yang ditunjukan Ismail. “Ismail begitu ridha, bahwa jika itu memang perintah Tuhan, maka beliau siap menerima bahkan jika nyawa yang menjadi taruhannya,” pungkasnya.(dispenal-5/red)

Bagikan

Baca Juga