oleh

Babinsa Koramil 0830/11 Rungkut Menghadiri Sosialisasi Wepose, Komunitas Peduli Anak di Balai RW15 Medokan Ayu

Surabaya – Wepose (We’re Different But One Purpose) “Kita Beda-Kita Kerjasama”. Komunitas Peduli Anak ada di 30 Titik di Surabaya 5 kota di Indonesia. Dihadiri oleh Babinsa Koramil 0830/11 Rungkut, Serka Imam Nasikun, Projopati Kelurahan Medokan Ayu, Uji Siswanto, Ketua RW15 Kelurahan Medokan Ayu, Mikhael Markus beserta Ketua RT02, Hermansyah dan peserta Sosialisasi Wepose anak tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang bertempat di Balai RW15 Jl. Griya Medayu Utara I Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut Kota Surabaya pada Sabtu, 25-10-2025.

Serka Imam Nasikun menyampaikan, “Kami sangat mendukung Komunitas Wepose Suara Anak Nusantara ini yang tujuannya memberikan edukasi di anak usia dini dalam mengenal dan memahami makna dari Bhinneka Tunggal Ika agar dapat teralokasi dengan baik dilingkungan sekolah mereka maupun di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Hal ini juga memperkuat tentang Wawasan Kebangsaan yang jadi salah satu program prioritas TNI dalam pertahanan Negara”, jelasnya.

Bhineka Tunggal Ika menjadi identitas bangsa yang menyatukan keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa. Namun, kondisi saat ini menunjukkan bahwa semangat kebhinekaan masih menghadapi tantangan. Beberapa kasus intoleransi, diskriminasi, hingga ujaran rasis yang muncul di ruang publik menjadi bukti bahwa kesadaran akan pentingnya persatuan harus terus diperkuat. Survei Komnas HAM (2023) mencatat lebih dari 300 pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia, sementara BPS (2022) menunjukkan intoleransi masih ada di kalangan muda.

Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda memiliki peran penting dalam merawat kebhinekaan. Namun, realita sekarang seringkali menunjukkan hal sebaliknya, seperti perbedaan pendapat di media sosial yang berujung konflik, atau menurunnya sikap saling menghargai di lingkungan sekitar. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa memicu perpecahan dan mengancam persatuan bangsa. Oleh karena itu, upaya memperkuat kebhinekaan perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan peran aktif generasi muda dari berbagai daerah. Kelima bidang tersebut menjadi wadah bagi anak muda untuk menyalurkan ide, menggagas solusi, dan menciptakan perubahan yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan membawa semangat kepahlawanan, SUARA 2025 bukan hanya ruang kampanye sosial, tetapi juga gerakan kolaboratif yang menegaskan bahwa kebhinekaan bukan sekadar semboyan, melainkan nilai hidup yang harus terus dirawat dan diperjuangkan bersama.

Kegiatan tersebut mengundang puluhan anak diwilayah tingkat RW dengan pemateri dari Komunitas Wepose yang berjumlah 12 anggota Komunitas dimulai pukul 15:00 sampai dengan 17:00 wib dengan di akhiri foto bersama. Nampak antusias anak-anak dalam memperhatikan materi yang diberikan oleh Komunitas Wepose .
(Mark|red)

Bagikan