oleh

Bantu Kerja Tim SAR, Robot Karya Mahasiswa UPER Mampu Deteksi Korban Bencana

Jakarta – United Nations melalui Office for Coordination Humanitarian Affairs (OCHA) menerangkan bahwa pemanfaatan teknologi turut diaplikasikan dalam proses pengelolaan bencana. BNPB mengungkap penggunaan teknologi mampu menurunkan jumlah korban dan kerugian pasca bencana. Teknologi early warning sistem BNPB yaitu InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System), turut berperan dalam penurunan 36 persen jumlah korban dan 63 persen penurunan kerusakan infrastruktur di tahun 2023.

Namun di lain sisi, persoalan bencana alam nampaknya masih membutuhkan peningkatan dari sisi pertolongan korban bencana. Dalam UU Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, pemerintah Indonesia telah menetapkan batas maksimal pencarian korban bencana yaitu tujuh hari. Kendati demikian, International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG) (2023) menjelaskan bahwa dalam kondisi riil pencarian dan evakuasi korban masih membutuhkan waktu yang lebih panjang karena sulitnya medan pasca bencana.

Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Pertamina, yaitu ⁠Muhammad Harish, Pande Kadek Tresna Juliana dan Raden Riefiant Dwigyantosa Randraputra, tak mau ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi untuk manajemen bencana. Mereka merancang robot pendeteksi korban bencana yang dinamakan RETRO-BOT. Karya mereka berhasil meraih juara 2 di tingkat wilayah 1 dalam ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) tahun 2024 di kategori Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI).

“Melalui robot ciptaan kami ini, kami ingin membantu Tim SAR saat melakukan evakuasi korban setelah bencana. Selain itu dengan penggunaan robot, proses evakuasi juga lebih efektif dan efisien serta meminimalisir terjadinya kecelakaan saat proses evakuasi,” ujar Harish sebagai ketua tim.

Robot karya tim Elektro UPER terdiri dari beberapa sensor dan dua jenis sistem kontrol utama yang berguna untuk melakukan perintah dalam mendeteksi korban bencana. Melalui sistem Raspberry Pi 4B dan Arduino Mega Pro Mini, robot tersebut dapat mengenali korban bencana.

“Dalam desain RETRO-BOT, kami menggunakan beberapa sensor seperti sensor kamera, sensor ultrasonik, gyroscope dan sensor TOF Lidar yang dipasang pada robot untuk bisa mendeteksi rintangan dan jalan. Kami juga menggunakan algoritma computer vision dengan penerapan machine learning, untuk mendeteksi korban di puing-puing. Setelah didesain, kami menambahkan sistem kontrol yang berfungsi agar robot dapat mengenali perintah,” jelas Harish.

RETRO-BOT memiliki keunggulan dari sisi ukuran yang terbilang kecil dibandingkan karya peserta lainnya. Robot tersebut mampu bergerak secara cekatan, bahkan dapat melewati reruntuhan sempit serta lumpur. Atas keunggulan tersebut, tim UPER berhasil mengalahkan sejumlah 130 perguruan tinggi dalam KRI Wilayah 1 yang meliputi wilayah Barat Indonesia hingga Jawa Tengah. Selanjutnya mereka akan bersaing ke tahap nasional.

KRI merupakan ajang mengasah talenta dan sebagai wahana aktualisasi diri mahasiswa dalam menunjukkan potensi dirinya. KRI 2024 diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada 27 Mei sampai dengan 1 Juni 2024.

Dosen sekaligus Ketua Program Studi Teknik Elektro UPER, Dr. Eng. Muhammad Abdillah, S.T., M.T., menyampaikan bahwa keberhasilan tersebut turut didorong oleh proses belajar di kelas yang berupaya menjawab berbagai permasalahan secara kompleks.

“Kurikulum pembelajaran di UPER disusun berdasarkan kebutuhan sosial secara holistik. Misalkan dalam pembuatan robot tersebut, kami mendukung pemahaman mahasiswa melalui mata kuliah sistem kendali, kecerdasan buatan, dan mekatronika yang terdapat dalam peminatan Automasi dan Internet of Things. Serta turut dikolaborasikan dengan dengan pembelajaran di Laboratorium Sistem Kontrol dan berbagai penelitian bersama dosen dan praktisi,” jelas Dr. Abdillah.

Rektor UPER Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, MS., turut mengapresiasi capaian mahasiswa UPER yang berlaga di berbagai kompetisi baik secara nasional maupun internasional.

“Kompetisi menjadi ajang mengasah kemampuan mahasiswa dalam mengimplementasikan pembelajaran di kelas. UPER saat ini menekankan pada aspek pembelajaran berkelanjutan, sehingga hal tersebut menjadi sebuah keunggulan bagi mahasiswa. Ke depannya UPER juga tengah menyiapkan program pendidikan vokasi dan magister pada bidang berkelanjutan. Disamping itu, dalam proses penyiapan karir UPER juga menyelenggarakan program Lulusan Merah Putih yang merupakan pembentukan talent pool serta penyiapan karir lulusan di dunia kerja dengan harapan lulusan terbaik nantinya dapat langsung berkarir di PT Pertamina Grup,” ujar Prof. Wawan.

Sebagai informasi, saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tengah membuka peluang untuk berkuliah di UPER. Bagi calon mahasiswa yang tertarik, dapat mengakses informasi selengkapnya melalui https://pmb.universitaspertamina.ac.id/.

(Red/Rafi)

Bagikan

Baca Juga