PB | Surabaya – Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) V Surabaya, Brigadir Jenderal TNI (Mar) Rudy Andi Hamzah, S. AP. mendampingi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S. E., M.A.P. Pada acara kuliah umum di gedung Ganesha Universitas Hangtuag (UHT), Jalan Arief Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya, (Senin (10/10).Orang nomor satu dijajaran TNI AL ini, memberkan kuliah umum kepada sedikitnya 500 mahasiswa dari berbagai perwakilan masing-masing Fakultas yang ada di UHT. Kali ini Kasal memaparkan materi tentang Peran Akademisi Dalam Penguatan Budaya Maritim Dan Pengelolaan Sumber Daya Maritim Untuk Kesejahteraan.
Tampah hadir pada acara tersebut, Rektor UHT Laksamana Muda (Purn) Sudirman, Ir., S.IP., S.E. Ketua Yayasan Nala, Danlantamal V, para Dekan dan civitas akademika UHT lainnya.Kasal dalam materi kuliahnya mengatakan, potensi maritim merupakan urat nadi perikehidupan masyarakat yang berdiam di sebuah wilayah yang berbentuk kepulauan, dimana luas laut jauh lebih besar dibandingkan dengan luas daratan. Para mahasiswa tampak semakin antusias, tatkala Kasal membeberkan lima pilar kebijakan maritim, yang terdiri dari: budaya maritim, sumber daya laut, infrastruktur dan konektifitas maritim, diplomasi maritim, dan pertahanan maritim.
Pada bagian lain Kasal mengatakan, melalui sejarah kita mengetahui banyak hal tentang strategi besar Majapahit mempersatukan wilayah Indonesia melalui Sumpah Amukti Palapa oleh Maha Patih Gajah Mada, ketangguhan pelaut-pelaut Bugis-Makassar, ekspedisi melintasi benua & jalur perdagangan.
Dalam upaya mewujudkan penguatan budaya maritim bangsa, Kasal menyampaikan lima strategi jitu, yakni mewujudkan kebijakan pemerintah yg berorientasi kepada visi maritim, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang maritim, memberdayakan potensi sumber daya kelautan, meningkatkan sinergitas tri pilar industri pertahanan, serta meningkatkan pertahanan dan keamanan maritim.Menyoroti bidang sains dan teknologi keamanan dan keselamatan di lingkungan maritim, Kasal mengatakan, situasi lingkungan maritim sangat kompleks, sehingga dibutuhkan jaminan keamanan dan keselamatan di lingkungan maritim, demikian Dispenal dalam rilisnya,
Adapun kemampuan teknologi yang diperlukan antara lain mendeteksi kemungkinan terjadinya pelanggaran hukum di laut, mengidentifikasi jenis pelanggaran dan mengidentifikasi pelaku tindak pelanggaran hukum di laut. Kemudian, melaksanakan komunikasi atau koordinasi dengan sesama stakeholder di bidang keamanan maritim dan melaksanakan tindakan terhadap pelaku kejahatan dengan cara persuasif ataupun represif bila diperlukan.
Sedangkan Potensi Laut Indonesia yang sangat berlimpah meliputi potensi fisik, potesi pembangunan, potensi sumber daya terbarukan, potensi sumber daya takterbarukan, potensi geopolitik, dan potensi SDM. Selesai memberikan kuliah umum, Ade –sapaan karab Kasal ini mengajak mahasisiwa untuk berdiskusi dengan memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa untuk bertanya.(dispenal5/red)