PB|Kediri – Tour Bhinneka Tunggal Ika secara bersamaan dilangsungkan di 2 tempat sekaligus, yaitu SMAN Plemahan dan balai Kecamatan Plemahan, untuk wawasan kebangsaan kepada siswa/siswi yang ada di SMAN Plemahan, sebagai pembicara adalah Danramil Plemahan ,Kapten Kav Adi, sedangkan untuk wawasan kebangsaan kepada ibu-ibu PKK yang ada di balai Kecamatan Plemahan, sebagai pembicara Bati Tuud Plemahan, Peltu Priono. Tema kedua wawasan kebangsaan yang berbeda lokasi tersebut adalah “Berbeda Tapi Satu Dan satu Dalam Keberagaman”, dan dilangsungkan dalam waktu yang hampir bersamaan , senin (28/11/2016). Pada awal wawasan kebangsaannya kepada siswa/siswi SMAN Plemahan, Kapten Kav Adi mengambil salah satu cerita karangan dari filosof asal Yunani ,Socrates, diceritakan seorang pejabat kerajaan sedang duduk didepan istana untuk menunggu kedatangan utusan dari kerajaan tetangga, dan untuk menghilangkan panasnya terik matahari, ia duduk di bawah pohon. Disamping pohon tersebut tampak berderet makanan khas rakyat Athena yang disiapkan oleh juru masak istana, untuk menyambut kedatangan utusan dari kerajaan tetangga, sekaligus sebagai bukti penghormatan atas tamu-tamu kerajaan lain. Ketika duduk beristirahat dibawah pohon rindang sambil tidur-tiduran, nampak seorang yang berpakaian biasa menghampiri makanan khas rakyat Athena tersebut dan tanpa basa-basi langsung mengambil serta memakannya. Dengan perasaan setengah marah, pejabat kerajaan itu mengomel pada salah satu juru masak yang memang ditempatkan di depan hidangan penyambutan para tamu yang akan masuk ke pintu gerbang istana. Saat tertidur pulas, tiba-tiba pejabat kerajaan tersebut dipanggil masuk untuk mempersiapkan acara yang mempertemukan Kaisar dengan utusan-utusan yang diundangnya hadir ke dalam istana, dan ketika sudah memasuki ruang pertemuan, betapa kagetnya ia melihat salah satu dari sekian tamu undangan yang ada di dalam istana, terdapat orang yang memakan hidangan sajian yang ada diluar pintu gerbang. Akhirnya sadarlah ia, bahwa orang yang berpakaian biasa tersebut adalah utusan dari kerajaan lain, dan dengan kepala menunduk malu, ia memberikan kain putih tanda persahabatan kedua kerajaan. Kapten Kav Adi menjelaskan, dalam hidup ini, cerita tersebut sering terjadi dalam kehidupan kita dan kita sering berburuk sangka saat melihat orang lain dengan persepsi atau “kacamata” kita sendiri. Menuduh orang lain yang salah, tidak tahu diri, tidak tahu malu, pembuat masalah, dan lain sebagainya. Akibatnya, muncul konflik yang tidak berguna dan alangkah baiknya apabila kita mampu berkaca pada diri sendiri sebelum melontarkan segala tuduhan kepada orang lain, serta berusaha mengendalikan pikiran secara jernih, sehingga penyesalan di kemudian hari tidak terjadi. Demikian juga dalam kehidupan sosial masyarakat yang beragam, seringkali terjadi saling mencurigai satu sama lain, membenarkan pandangan diri sendiri atas tindakan atau perilaku orang lain, sedangkan apa yang ada dalam pandangan atau pemikiran kita justru salah besar. Pandangan tersebut seringkali juga diseret ke ranah keyakinan orang lain, dengan membenarkan keyakinan diri sendiri dan menyalahkan keyakinan orang lain, dengan alasan-alasan tertentu berdasarkan referensi keyakinan yang ia anut dan pandangan sepintas tanpa nalar ataupun logika.(dodik s|red)
Baca Juga
- 1
- 2
- 3
- …
- 4,318
- Berikutnya