oleh

Di Balik Lembah, Ada Luka yang Dirawat dengan Cinta

Eronggobak, Papua Tengah — Di balik birunya terpal dan tumpukan jerami yang dijadikan alas tidur, tersimpan luka yang tak hanya terlihat oleh mata, tapi juga yang menggurat di hati. Sekitar 37 warga dewasa dari Kampung Eronggobak, yang kini mengungsi karena kondisi keamanan yang belum menentu, menerima pelayanan kesehatan dari para prajurit Satgas Yonif 700/WYC Pos Eromaga, Selasa (24/6/2025).

Bukan rumah sakit, bukan pula klinik. Namun di bawah naungan bilik darurat beratapkan dedaunan dan plastik biru, seorang prajurit berseragam loreng dengan simbol palang merah di lengan kanannya, duduk bersimpuh memeriksa luka kaki seorang anak. Tangannya cekatan, namun matanya menyimpan keprihatinan yang dalam. Di sudut lain, seorang ibu tua digenggam tensinya dengan lembut — bukan sekadar untuk mengukur tekanan darah, tapi juga untuk meredakan tekanan hidup yang mereka alami.

“Saya prihatin, sangat prihatin. Mereka tidak tahu sampai kapan harus berada di sini. Mereka hanya ingin hidup aman, itu saja,” ujar Danpos Eromaga, Letda Inf Sudirman, dengan mata yang menerawang ke kejauhan.

“Kami datang bukan hanya membawa obat-obatan, tapi juga harapan. Kepedulian itu bukan tugas, tapi panggilan nurani,” tambahnya.

Kegiatan pelayanan kesehatan ini menjadi cermin nyata bahwa di tengah dinginnya kabut pegunungan dan tegangnya situasi keamanan, masih ada kehangatan yang datang dari ketulusan. Satgas Yonif 700/WYC tidak hanya menjaga batas negara, tapi juga menjaga denyut kemanusiaan yang kerap kali terlupakan.

Tak ada tepuk tangan. Tak ada sorotan kamera. Tapi setiap perban yang dililit, setiap pelukan yang diberikan, adalah bentuk heroisme yang sesungguhnya — senyap, namun bermakna.

(Kontributor : Rafi)

Bagikan