Maumere, 8 Mei 2024 – Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Iwan Syahril, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Selasa, 7 Mei 2024. Salah satu agenda kunjungan kerja tersebut adalah ramah tamah tim Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Nusa Tenggara Timur dengan perwakilan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sikka di Maumere, Selasa (7/5).
Iwan menyampaikan apresiasi atas ekosistem pendidikan di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang telah mendukung penuh gerakan Merdeka Belajar.
Lebih lanjut, Iwan mengungkapkan, bahwa selama dua hari kunjungannya ke beberapa sekolah di Kabupaten Sikka dan berdialog langsung dengan para Guru Penggerak, ia melihat gerakan Merdeka Belajar yang begitu otentik. Proses transformasi pendidikan yang dilakukan oleh para pendidik di Kabupaten Sikka, terang Iwan, mungkin terlihat biasa saja bagi mereka yang menjalankan. Namun proses tersebut sesungguhnya sesuatu yang luar biasa jika dilihat dari perspektif di luar ekosistem pendidikan kabupaten tersebut.
“Kami melihat sebuah gerakan Merdeka Belajar yang betul-betul otentik yang terjadi di lapangan. Bagaimana mereka (kepala sekolah, pengawas, dan guru) berbicara, bagaimana mereka bercerita, bagaimana mereka bertanya, semuanya itu didasarkan oleh sebuah nilai sebagai seorang pendidik yang betul-betul murni seorang pendidik,” kata Iwan.
“Banyak hal yang bagi mungkin para pendidik Sikka terkesan biasa, ‘Ya memang begini kami, ya sudah kami jalankan,’ tapi yang mereka lakukan sesungguhnya sesuatu yang (luar biasa) tidak banyak dilakukan di ekosistem pendidikan lain. Mereka melampaui, tapi mereka merasa biasa saja, memang itu sudah menjadi bagian dari diri mereka,” lanjut Iwan.
Dirjen PAUD Dikdasmen juga menjelaskan, bahwa Kabupaten Sikka sebagai lokasi kunjungan bukan sembarang pilih, tapi berdasarkan data dan analisis dari perkembangan ekosistem pendidikan yang dihimpun oleh tim Kemendikbudristek. Iwan menerangkan, untuk menghimpun data saat ini tidak perlu turun ke lapangan, karena tim Kemendikbudristek dapat memantau berbagai dinamika dan perkembangan dari platform sumber data.
“Sekarang kita bisa memantau dari berbagai sumber data, apa yang sedang terjadi di lapangan, walaupun ini tentunya masih perlu terus dikonfirmasi ketika turun ke lapangan. Tapi apa yang kami lihat, bahwa para pendidik dan pemerintahan daerah di Kabupaten Sikka memiliki sinergi yang mendorong dan menguatkan tujuan transformasi pendidikan Merdeka Belajar,” terang Iwan sembari mengapresiasi.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sikka, Konstansia Tupa Arankoja, mengungkapkan, bahwa pemerintah daerah (Pemda) terus mendukung langkah-langkah transformasi pendidikan yang dihadirkan pemerintahan melalui gerakan Merdeka Belajar. Menurutnya, pemda selalu meyakini bahwa perbaikan sektor pendidikan adalah bagian terpenting untuk meningkatkan sumber daya manusia daerah di masa mendatang.
“Kami juga terus menunggu langkah-langkah selanjutnya apa yang bisa kita lakukan bersama untuk arah pembangunan daerah yang lebih baik ke depannya,” kata Konstansia.
Hal senada turut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (PKO) Kabupaten Sikka, Germanus Goleng. Ia menjelaskan, salah satu kebijakan pemda yang selalu dikoneksikan dengan gerakan Merdeka belajar adalah peningkatan kompetensi guru, termasuk mendorong para guru untuk berproses dengan memanfaatkan fitur-fitur teknologi pendidikan disediakan Kemendikbudristek.
“Termasuk bagaimana keberpihakan APBD, khususnya di Dinas PKO, kita menganggarkan juga kegiatan-kegiatan untuk peningkatan kompetensi guru. Teristimewa peningkatan kompetensi literasi, numerasi, dan karakter,” tegasnya.
Dukungan Pemda Sikka terhadap Merdeka Belajar, terang Germanus, turut dibuktikan dengan mendorong para guru untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dan mengangkat Guru Penggerak menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah. Sampai dengan angkatan ke-10 Kabupaten Sikka sudah mempunyai 319 orang Guru Penggerak, 26 orang di antaranya telah diangkat menjadi kepala sekolah, dan 10 orang sebagai pengawas sekolah.
“Hal nyata, nilai positif yang dapat dilihat dari kemajuan gerakan Merdeka Belajar adalah indeks Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk Kabupaten Sikka. Pada tahun sebelumnya kita masih berada pada level rendah. Tetapi di tahun 2023 kemarin, hasil asesmen di rapor pendidikan kita sudah meningkat ke ‘tuntas mudah’. Ini salah satu dampak dari adanya program Guru Penggerak dan Merdeka Belajar secara umum,” tutup Germanus. (Red/Arif)