Sidoarjo – Kiprah Penerbangan Angkatan Laut semakin menunjukkan eksistesinya dalam mewujudkan visi Penerbangan TNI AL yang kuat, handal dan profesional, terkait dengan ini bagaimana menyiapkan SDM penerbang dan tentunya Unsur udara dari Puspenerbal untuk menjadi kepanjangan mata bagi KRI dalam menjaga kedaulatan NKRI?
Dalam rangka mewujudkan postur visi Penerbangan TNI Angkatan Laut yang kuat, handal dan profesional. Rancangan pembangunan kekuatan dimaksudkan agar mampu mendukung misi Angkatan Laut, yaitu dalam rangka menegakkan kedaulatan di laut menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengantisipasi kemungkinan ancaman kekuatan militer asing, menciptakan dampak penangkalan dan mendukung kebijakan politik luar negeri pemerintah serta menjaga stabilitas keamanan negara di laut.
Selain itu Penerbangan TNI Angkatan Laut terlibat aktif dalam berbagai operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang seperti operasi Trikora, Dwikora, operasi Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Peraku), operasi Cendrawasih II, operasi Seroja, Operasi Rencong dan Koopslihkam di Aceh, operasi pembebasan KM Sinar Kudus di Somalia, operasi bantuan kemanusiaan dan SAR serta operasi Maritime Task Force (MTF) di Lebanon di bawah komando PBB dengan mengirimkan personel dan helikopter on board KRI sejak tahun 2009, dan untuk memenuhi persyaratan operasional yang ditetapkan PBB TNI AL mengirim Helikopter AS-565 Panther sebagai wujud keseriusan Penerbangan TNI AL untuk turut serta berkiprah dalam misi perdamaian dunia.
Banyak kegiatan operasi yang sudah dilaksanakan oleh Penerbangan TNI AL baik dalam misi perdamaian maupun kegiatan operasi lainnya termasuk SAR, bagaimana TNl AL dalam hal ini Puspenerbal menyiapkan satuan udaranya agar mampu melaksanakan seluruh misi atau operasi tersebut dengan baik?
Sebagai salah satu unsur SSAT, Penerbangan TNI AL memiliki peran yang sangat strategis dalam operasi laut, peran Penerbangan TNI AL dibuktikan dalam sejarah bahwa pesawat udara menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kapal perang atau pun Armada yaitu kepanjangan mata, telinga dan tangan.
Dalam berbagai operasi laut pesawat udara dapat memberikan multiply fire power, mobility dan security. Bahkan, dapat melindungi Armada. Penerbangan TNI AL yang terbentuk pada tahun 1956, membuktikan Dharma Baktinya kepada Bangsa dan Negara.
Unsur-unsur udara TNI AL menunjukkan pengabdian dalam berbagai operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang, dihadapkan perkembangan lingkungan strategis, maka tantangan tugas Penerbangan TNI AL ke depan semakin meningkat dan kompleks.
Menyikapi kondisi tersebut, pembangunan kekuatan penerbangan TNI Angkatan Laut menuju kekuatan pokok Minimum (Minimum Essential Force), melalui berbagai upaya antara lain pengadaan, pengalihan fungsi beberapa Pesud, penghapusan serta peningkatan kemampuan secara bertahap sesuai fungsi asasi penerbangan dan memenuhi standar Full Naval Version
Terkait dengan pengembangan kekuatan udara yang sedang dilaksanakan oleh unsur penerbangan Angkatan Laut, saat ini dan kedepan apa saja yang menjadi program prioritas dalam menyiapkan unsur udara baik rotary wing dan fix wing untuk menghadapi ancaman keamanan dan kedaulatan NKRI?
Rancangan kedepan untuk memperkuat Penerbangan TNI AL yaitu melalui proyeksi Program Pembangunan Kekuatan TNI AL Minimum Essential Force (MEF), beberapa pesawat udara sedang dalam proses pembangunan sesuai dengan berbagai fungsi asasi secara bertahap di antaranya akan menambah Pesud Patmar, helikopter Anti Kapal Selam dan helikopter anti kapal permukaan, Pesud angkut sedang, helikopter angkut sedang untuk fungsi pendaratan Pasrat lintas helikopter, helikopter attack, dan pesawat nirawak atau UCAV.
Dikaitkan dengan peran Penerbangan TNI AL yaitu, sebagai kepanjangan tangan (kesenjataan) dan kepanjangan mata bagi KRI yang melaksanakan operasi laut, sehingga untuk melaksanakan peran tersebut Puspenerbal terus mengembangkan diri disesuaikan dengan potensi ancaman yang semakin kompleks melalui perencanaan hingga tahun 2044.
Penentuan terhadap kebutuhan kesenjataan udara menjadi prioritas utama sebagai langkah awal dari sistem perencanaan yang integral dalam Sistem Senjata Armada Terpadu. Skala prioritas Penerbangan TNI AL difokuskan pada pembangunan kekuatan kesenjataan udara yang melaksanakan fungsi Anti Kapal Selam, Anti Kapal Permukaan, pendaratan pasukan pendarat lintas helikopter, dukungan logistik cepat, pengamatan laut serta pembinaan materiel dan personel Penerbangan TNI Angkatan Laut sebagai Sub Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut.
Pada HUT ke-68 Penerbangan Angkatan Laut ini, Bapak meresmikan Monumen Penerbangan Angkatan Laut, apa yang diharapkan dengan dibangunnya Monumen ini?.
Pembangunan dan Peresmian Monumen Penerbangan Angkatan Laut yang berlokasi di dalam Pangkalan Udara TNI AL Juanda ini, selain sebagai memorial dan kebanggaan bagi jajaran Penerbangan TNI AL, juga sebagai media bagi generasi prajurit “Rajawali Laut” mendatang khususnya dan masyarakat umum agar dapat tetap belajar lebih keras dan mengenang sejarah dan kiprah pesawat TNI AL dalam berbagai pelaksanaan operasi TNl/TNl AL.
Penutup Kasal menyampaikan, “Semoga, dengan semakin mengenal sejarah, maka kita akan semakin memahami jati diri kita, sehingga diharapkan dapat membangkitkan semangat juang serta naluri tempur para Rajawali Laut demi kejayaan dan keunggulan Penerbangan Angkatan Laut.”. (Mark|red)