Balikpapan, 25 April 2025 – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian ESDM berkolaborasi bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Dewan Kerajinan Daerah (Dekranada) Kalimantan Timur, menggelar pelatihan kriya bagi masyarakat wilayah tambang. Kelas-kelas pelatihan yang digelar mulai dari pembuatan produk termasuk juga strategi pemasaran, dan manajemen usaha. Penasehat DWP Kementerian ESDM Sri Suparni Bahlil menyebutkan, pengembangan masyarakat sekitar tambang ini penting dilakukan dan seharusnya dilakukan secara berkesinambungan.
“Masyarakat sekitar tambang seringkali menjadi pihak yang paling terdampak dari aktivitas pertambangan, mulai dari kerusakan lingkungan, hilangnya mata pencaharian, hingga gangguan kesehatan,” kata Sri Bahlil saat memberikan sambutan pada Seminar Umum, Coaching Clinic, Pelatihan, dan Pameran Kriya Etnik Provinsi Kalimantan Timur di Kota Balikpapan, Rabu (23/4).
Sri Bahlil yang juga Wakil Ketua Harian II Dekranas menyebutkan, di wilayah Kalimantan Timur, yang dikenal kaya akan sumber daya alam, terdapat kelompok masyarakat yang masih membutuhkan perhatian dan dukungan, terutama yang tinggal dekat lokasi tambang.
“Masyarakat ini harus mendapatkan manfaat nyata dari kegiatan pertambangan, termasuk adanya upaya mitigasi terhadap dampak negatif yang ditimbulkan,” ujarnya.
Pelatihan kriya yang digelar selama dua hari dan melibatkan sebanyak 110 orang ini, merupakan salah satu upaya nyata memberdayakan masyarakat khususnya yang berada di sekitar wilayah tambang.
“Saya sangat senang dan bersyukur melihat antusiasme yang ditunjukkan para peserta pelatihan dalam menimba ilmu dan keterampilan. Saya yakin pasti akan sangat bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat sekitar, dan tentunya berkontribusi terhadap kemajuan bangsa”, ungkap Sri Bahlil.
Selanjutnya, Ia berharap kegiatan pelatihan masyarakat dan pelaku UMKM di sekitar wilayah tambang ini dapat terus berjalan. Melalui pelatihan semacam ini, masyarakat memiliki bekal keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, tentu dengan tetap menjaga dan memanfaatkan potensi lokal yang ada.
Kepala Dinas ESDM Kalimantan Timur, Bambang Arwanto, turut menyampaikan dukungannya terhadap program ini. Ia menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mengangkat potensi lokal sekaligus memberdayakan masyarakat di sekitar tambang.
“Dekranas Pusat bersama Kementerian ESDM ingin memastikan masyarakat yang hidup di sekitar tambang mendapatkan keterampilan yang berguna. Karena kegiatan ini dilaksanakan di Kalimantan Timur, kami dari ESDM Kaltim turut ambil bagian, termasuk menghadirkan binaan dan memperkuat ekosistem kriya lokal,” jelas Bambang.
Salah seorang peserta pelatihan, Kartini Magdalena, warga asli Suku Dayak Kenya dari Kecamatan Pengalon, Kutai Timur mengatakan, pelatihan ini sangat membantu warga untuk membuat produk lokal berkualitas dan meningkatkan penjualan.
“Kami berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, dari kemarin produk kami banyak yang laku keluar dan untuk ke depannya, kami berharap produk kami itu bisa dikenal lebih luas lagi”, tutur Kartini.
Sebagai informasi, pelatihan kriya bagi masyarakat wilayah tambang ini, membuka kelas-kelas pelatihan diantaranya kelas pelatihan lampit, pelatihan ulap sarut dan ulap doyo, pelatihan batik khas Kalimantan, pelatihan olahan kayu non furniture juga kelas pelatihan manik manik. Peserta yang ikut dalam kelas pelatihan ini berasal dari berbagai wilayah di Kalimantan Timur, seperti Berau, Kutai Timur, Kutai Barat dan Kutai Kartanegara.
(Kontributor : Arif)