PB|Banjarnegara – Lagu Gemu Famire Maumere yang berasal dari Kabupaten Sikka. Lagu yang dipopulerkan oleh Nyong Franco dengan tujuan awal penciptaan sebagai penyambutan para tamu dari luar yang datang ke Maumere.
Namun siapa sangka karya Nyong Franco ini, menjadi lagu pengiring tarian yang fenomenal dan booming di segenap penjuru tanah air. Gemu famire merupakan ungkapan jenaka nenek moyang, secara harfiah beraeti “makan not fa mi re”.
Tidak hanya di Maumere Sikka Nusa Tenggara Timur, Gemu Famire juga akan ditampilkan secara kolosal dan diperkenalkan kepada warga masyarakat Desa Pasegeran Kecamatan Pandanarum, dalam upacara penyambutan para tamu dan pejabat yang hadir di Upacara Penutupan TMMD Reguler 102 Banjarnegara 8 Agustus 2018 mendatang.
Terlihat para anggota Kodim 0704 Banjarnegara beserta Persitnya, sedang melaksanakan latihan bersama di halaman Makodim. Sabtu (28/7/18).
Tak hanya anggota TNI dan Persit saja, seluruh hadirin dan warga masyarakat akan dilibatkan secara serentak menari maumere dalam upacara tutup nanti, tentu dengan gladi serentak yang direncanakan dalam beberapa hari kedepan di Lapangan Desa Pasegeran.
Dikatakan Dandim 0704 Banjarnegara, Letkol Inf. Bagas Gunanto, “Lagu Gemu Famire yang asyik dengan tarian sederhana tapi representatif akan menggambarkan kesederhanaan dan kebahagiaan warga masyarakat Pasegeran dengan pembangunan yang selama ini mereka impikan. Selain itu sebagai wahana dalam melestarikan budaya bangsa, agar budaya bangsa kita tidak punah bahkan diklaim bangsa lain,” terangnya.
Ditambahkannya juga, latihan gabungan bersama warga masyarakat akan digelar pada pekan akhir pelaksanaan TMMD.
“Selain memeriahkan penutupan TMMD, menari bersama juga sebagai wahana TNI dalam mendekatkan dan mempererat silaturahmi dengan masyarakat setempat. Agar kemanunggalan TNI-Rakyat selama 30 hari membangun Pasegeran dikenang mereka bukan hanya hasil pembangunan fisiknya saja,” tandasnya.(pendim0704|red|noven)