Bandung – Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron, menekankan pentingnya pengembangan kendaraan taktis dalam rangka modernisasi pertahanan Indonesia. Menurutnya, modernisasi kendaraan taktis seperti Garuda dan Maung yang saat ini digunakan dalam keperluan militer, dapat dikembangkan lebih lanjut untuk digunakan sebagai kendaraan umum dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang sangat tinggi.
“Ke depan, kita bisa melihat bagaimana kendaraan-kendaraan taktis ini, seperti Garuda dan Maung, bisa dikembangkan menjadi kendaraan umum. Ini tentu akan mendukung kemandirian industri pertahanan Indonesia, sekaligus membuka peluang baru bagi industri otomotif dalam negeri,” ujarnya saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke PT Pindad, Bandung, Kamis (21/11/2024).
Politisi Fraksi Demokrat ini mengungkapkan bahwa DPR memiliki peran strategis dalam mendorong pengembangan industri pertahanan, salah satunya dengan memastikan ketersediaan anggaran yang memadai. “DPR harus mampu mendorong agar anggaran untuk sektor ini tersedia melalui berbagai pola penganggaran, salah satunya melalui penyertaan modal negara,” pungkasnya.
Legislator Dapil Jabar VIII ini juga menjelaskan bahwa modernisasi kendaraan taktis bukan hanya berfokus pada kebutuhan militer, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi industri strategis dalam negeri. Dengan pemenuhan kebutuhan pertahanan yang semakin mandiri, industri otomotif Indonesia dapat berkembang lebih pesat dan mampu bersaing di pasar global.
Pengembangan kendaraan taktis ini, menurutnya, merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian industri dalam negeri, terutama di sektor pertahanan. Melalui kebijakan yang tepat dan dukungan anggaran yang optimal, diharapkan industri strategis Indonesia dapat tumbuh dan berkontribusi besar terhadap ketahanan nasional.
(Kontributor : Arif)