oleh

Kasal : Momentum Isra Mi’raj 1445 H, Pastikan Penggunaan Teknologi Tidak Mengaburkan Esensi Ibadah dan Kegiatan Keagamaan

Jakarta – “Peristiwa Isra Mi’raj yang memiliki makna spiritual dihadapkan pada tantangan pergeseran nilai moral akibat pengaruh pesatnya digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk menjembatani kesenjangan tersebut dengan memastikan bahwa penggunaan teknologi tidak mengaburkan esensi ibadah, melainkan dapat memperkaya dan mempermudah kegiatan keagamaan”.

Demikian disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali pada Acara Peringatan Isra Mi’raj 1445 H/2024 M bertempat di Auditorium Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/02).

Acara yang mengambil tema “Aktualisasi Nilai-Nilai Isra Mi’raj dan Pengamalan Ibadah di Tengah Terpaan Digitalisasi”, mengisyaratkan pesan dan harapan bahwa pengamalan ibadah di era digitalisasi perlu diarahkan agar tetap konsisten dengan ajaran agama.

Pemanfaatan teknologi harus dapat mendukung aktivitas keagamaan, seperti aplikasi untuk jadwal salat, pembelajaran agama online, atau penyebaran informasi keagamaan, dapat menjadi langkah positif dalam menjaga koneksi umat Islam dengan nilai-nilai keagamaan di tengah arus informasi digital.

Kasal berharap melalui Peringatan Isra Mi’raj ini, dapat meningkatkan kualitas pribadi dalam melaksanakan tugas serta tanggungjawab masing-masing, dengan senantiasa memegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI dan Panca Prasetya KORPRI, serta nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alla dalam rangka mengabdikan diri kepada bangsa dan negara serta diharapkan dapat meningkatkan kebersamaan antara prajurit TNI Angkatan Laut dengan masyarakat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pembangunan bangsa.

Pada kesempatan ini bertindak sebagai penceramah adalah Bapak Ustadz Drs. H. Wijayanto, M.A. Dalam ceramahnya, Ustadz Drs. H. Wijayanto menyampaikan bekerja akan menjadi ibadah jika dilaksanakan dengan ikhlas dan niat yang baik.

“Menjadi seorang TNI yang bertugas dalam menjaga pertahanan negeri, apalagi menjaga kestabilitasan bangsa dan netralitas lembaga merupakan salah satu kepentingan negara. Hal ini nantinya akan menjadi amal jariyah bagi seluruh TNI jika nanti sudah tidak bertugas menjadi TNI, tetapi pahala atas segara pengabdiannya akan tetap mengalir”, jelas Ustadz Drs. H. Wijayanto.

(Dispenal|Karina)

Bagikan

Baca Juga