Jakarta – “Pertahanan yang tangguh dimulai dari kesadaran situasi atau situation awareness yang baik. Kesadaran ini memungkinkan kita untuk selalu mampu memahami situasi yang terjadi dan berkembang, mengidentifikasi potensi bahaya serta memprediksi kemungkinan ancaman”.
Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali saat memberikan Keynote Speech pada Focus Group Discussion (FGD) “Integrated Maritime Surveillance System (IMSS)” yang diselenggarakan oleh Dinas Materiel Senjata dan Elektronika Angkatan Laut (Dissenlekal) bertempat di Auditorium Denma Mabesal, Cilangkap Jakarta Timur. Senin (29/07).
Kegiatan FGD ini diikuti oleh 84 peserta, yaitu sebanyak 67 orang yang terdiri dari perwakilan dari Mabes TNI, Mabesal, Mabesau, Koarmada RI, Kolinlamil, Pushidrosal, dan Kormar yang hadir secara tatap muka. Selain itu kegiatan ini juga dilaksanakan secara virtual conference (vicon) yang diikuti oleh jajaran Koarmada I, Koarmada II, Koarmada III, serta Lantamal jajaran IMSS.
Dalam mewujudkan keamanan nasional, setiap negara kepulauan harus menyadari, memahami dan mewujudkan adanya tiga fungsi utama maritim yaitu, safety (keselamatan), security (keamanan) dan defence (pertahanan). Oleh sebab itu TNI AL sebagai menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan tiga fungsi utama maritim tersebut.
TNI AL dalam melaksanakan tugas tersebut terus membangun, meningkatkan dan menyiapkan postur alat utama sistem senjata (Alutsista) dan juga system surveilance di darat berupa Integrated Maritime Surveillance System (IMSS). IMSS mengintegrasikan berbagai peralatan deteksi elektronik untuk memberikan pemantauan yang efektif terhadap aktivitas di laut, memungkinkan respons cepat terhadap ancaman atau kejadian yang tidak diinginkan, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan maritim secara keseluruhan.
Dengan kemampuannya dalam menyediakan informasi tentang penggunaan laut, pengendalian laut, serta intelijen dan pengawasan, IMSS memberikan kontribusi penting dalam memperkuat keamanan maritim dan meningkatkan pemahaman terhadap lingkungan laut yang kompleks.
“Hasil dari surveillance system yang terintegrasi harus dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang memerlukan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing, sehingga sistem terintegrasi ini akan mampu menjaga kedaulatan, hak berdaulat, keamanan dan keutuhan wilayah maritim indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara”, tegas Kasal.
Kasal berharap melalui FGD yang mengambil tema “Optimalisasi Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) Untuk Mendukung Network Centric Warfare (NCW) Dalam Rangka Mewujudkan TNI Angkatan Laut Yang Modern, Berdaya Gentar Kawasan Dan Berproyeksi Global” ini, dapat lahir ide, pemikiran, saran ataupun masukan dalam memajukan fungsi serta kemampuan IMSS baik secara teknis, operasional, organisasi maupun personel pengawak IMSS, sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam mewujudkan situation awereness untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas TNI AL.
Pada kesempatan ini juga dipaparkan beberapa materi penting yang disampaikan oleh Paban I Ren Skomlekau, Kapuskodal Mabesal, Paban II Ops Sopsal, Kepala Pustekhan ITB, Paban II Binteman Spersal, Paban II Jemen Srenal, dan Paban II Sistek Skomlekal.
(Dispenal|Karina)