Yogyakarta – Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna, SE, MM meresmikan monumen Pesawat Mig-17 PF tail number F 1182 dan Pesawat Hughes 500 C di halaman Museum Dirgantara Mandala, dengan menandatangani prasasti Jumat (12/10). Hadir dalam acara tersebut para Asisten Kasau, para pejabat Mabesau, Gubernur AAU, Danlanud Adisutjipto, Ka RSPAU Hardjolukito, Kadispenau, Ka Museum Dirgantara Mandala dan Baramus serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya Kepala Staf Angkatan Udara menyampaikan pesawat Mig-17 PF tail number F 1182 dan Pesawat Hughes 500 C merupakan koleksi yang ke 57 dan 58 dari seluruh koleksi pesawat yang berada di Museum Dirgala. “Rencananya dalam waktu dekat TNI AU akan menambah koleksi berupa museum alat komunikasi dan elektonika terdiri dari radar dan avionik pesawat, serta museum persenjataan yang pernah dimiliki oleh TNI AU diantaranya rudal, senjata taktis berupa pistol sehingga akan menambah koleksi museum Dirgantara Mandala dan melengkapi museum engine yang telah diresmikan beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan terpisah Kadispenau Marsma TNI Ir. Novyan Samyoga, MM menyampaikan kilasan sejarah dari 2 pesawat tersebut. Pesawat Mig -17 PF dengan nomor ekor F 1182 merupakan pesawat bersejarah yang dibawa dari Lanud Abdulrachman Saleh Malang ke Museum Dirgantara Mandala dan akan melengkapi koleksi pesawat di Museum Pusat TNI AU. Pesawat dibawa dengan truk dibawah pimpinan Kapten Tek Wahyudha beserta crew lainnya dari Depohar 30 Lanud Abdulrachman Saleh Malang. TNI Angkatan Udara telah menorehkan tinta emas dengan mengoperasikan MiG-17 varian Mig-17F dan Mig-17PF yang diawali pada tahun 1961. Kemudian pada tahun 1962-1963 yang pada saat itu bertepatan dengan persiapan pelaksanaan Operasi Trikora dan berhasil merebut Irian Barat dari cengkeraman tentara Belanda.
Sedangkan untuk pesawat Hughes 500C, pada tahun 1982 Pelita Air Service menghibahkan 12 unit helikopter ini untuk TNI AU, yang kemudian 12 unit Hughes 500 diserahkan sebagai kekuatan di Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma. Untuk selanjutnya, Hughes 500C digunakan bagi keperluan pendidikan siswa Sekbang jurusan Helikopter Latih Lanjut. Bila mengacu pada kondisi saat ini, peran Hughes 500C bisa diibaratkan sebagai pendahulu dari helikopter EC-120B Colibiri. Hughes 500 ditenagai mesin tunggal Allison 250-C18B. Helikopter ini punya kecepatan maksimum 282 Km per jam, dan kecepatan jelajah 232 Km per jam. Sementara jarak tempuhnya bisa mencapai 605 Km. (Dispenau)