Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus melakukan upaya percepatan pembangunan bendungan, sebagaimana ditegaskan Menteri PU Dody Hanggodo bahwa infrastruktur sumber daya air berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Kita sepakat bahwa infrastruktur sumber daya air sangat penting untuk mencapai swasembada pangan. Salah satu contohnya adalah pembangunan bendungan yang kemudian disalurkan melalui sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier langsung ke lahan pertanian,” kata Menteri Dody.
Salah satu yang dikebut penyelesaiannya adalah Bendungan Way Apu untuk mendukung ketahanan air dan pangan di Provinsi Maluku.
Bendungan yang berlokasi di Kabupaten Buru ini dibangun sejak Desember 2017. Pekerjaan konstruksinya terbagi menjadi 2 paket yaitu paket 1 berupa konstruksi bendungan utama oleh PT PP – Adhi Karya KSO dengan biaya Rp1,11 triliun dan paket 2 berupa konstruksi bendungan pelimpah (spillway) oleh PT Hutama Karya – Jaya Konstruksi KSO dengan biaya Rp1,04 triliun.
“Progres fisiknya saat ini telah mencapai 79,8% . Ditargetkan seluruh pekerjaan konstruksinya dapat selesai pada tahun 2026 dan akan diikuti dengan penyediaan jaringan irigasinya agar air dari bendungan dapat segera dimanfaatkan untuk sawah-sawah milik petani di Maluku” kata Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Magdalena Tanga.
Adapun pekerjaan konstruksi yang masih ongoing meliputi pekerjaan penimbunan maincofferdam dan main dam, drilling dan grouting main dam, pembetonan spillway, perkuatan tebing, pekerjaan saluran pengarah dan groundsill, backfill random dan free drain, tower intake, jembatan tower intake, bangunan pengambilan, saluran hantar, rumah katup, proteksi lereng, dan rigid pavement jalan utama.
Magdalena mengatakan Bendungan Way Apu memiliki tinggi 69 meter, lebar puncak 12 meter, panjang puncak 490 meter, dan luas daerah genangan 273,79 ha. Kapasitas tampungan sebesar 50,05 juta m3.
“Nantinya bendungan ini dapat menyediakan air irigasi seluas 10.562 ha dan air baku dengan debit 0.205 m3/detik. Selain itu juga dapat mereduksi banjir sebesar 394 m3/detik, pembangkit listrik berkapasitas 8 MW yang mampu menerangi sekitar 8.750 rumah berkapasitas 900 watt, serta sebagai tempat pariwisata yang untuk mendukung pertumbuhan perekonomian daerah,” ujarnya. (*)
(Kontributor: Arif)