oleh

KKP-Kemnaker Siap Serap Puluhan Tenaga Kerja Kompeten di Sektor Kelautan Perikanan

Jakarta, 16 Maret 2024 – Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kementerian ketenagakerjaan sepakat bekerjasama menciptakan lapangan kerja dan menyerap banyak tenaga kerja melalui pelaksanaan program ekonomi biru. Mulai dari peningkatan skill hingga pelatihan sumber daya manusia (SDM) akan dilakukan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, program ekonomi biru yang dimiliki KKP saat ini sangat berpeluang menciptakan tenaga kerja yang begitu banyak. Misalnya saja pada kegiatan budidaya udang di Waingapu yang akan segera dilakukan. Kemudian program revitalisasi tambak untuk budidaya nila salin di Pantai Utara (Pantura) juga akan menciptakan lapangan kerja hingga puluhan ribu.

“Kami akan merevisi aturan MoU dengan Kementerian Ketenagakerjaan yang sudah ada sejak 2022 karena nomenklaturnya sudah berubah,” kata Menteri Trenggono.

Selain menciptkan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja melalui program budidaya, Menteri Trenggono juga menyebutkan bahwa Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Ketenaga kerjaan mencakup soal pelatihan tematik dan peningkatan skill dengan memanfaatkan balai vokasi yang dimiliki KKP dan Kementerian Tenaga Kerja.

Kemudian, Menteri Trenggono mengungkapkan kerjasama juga dilakukan terhadap perlindungan keselamatan para ABK yang bekerja di perkapalan. Nantinya mereka akan mendapatkan sertifikat terlebih dahulu untuk memudahkan Kementerian Ketenagakerjaan mengawasi dan mengontrol para ABK tersebut.

“Kami akan melakukan pertukaran indormasi secara berkelanjutan untuk benar benar bisa menciptkan, melindungi dan menyera tenaga kerja guna mengurangi pengangguran dan mewujdukan pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengapresiasi roadmap sektor kelautan dan perikanan yang dimiliki KKP dalam program ekonomi biru.

“Tadi saya lihat paparan budidaya yang akan menyerap tenaga kerja sampai 40 ribu sekian orang, kemudian peluang pengembangan produk-produk strategis yang menjadi komponen utama dalam menciptkan daya saing Indonesia,” pungkasnya.

(Kontributor : Arif)

Bagikan

Baca Juga