oleh

KOARMATIM ADAKAN BINTAHWIL III DALAM RANGKA MEMBINA MASYARAKAT DAN AKADEMISI KEMARITIMAN

PB|Surabaya – Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H., M.A.P.,membuka pelatihan Pembinaan Ketahanan  Wilayah (Bintahwil) Maritim kepada 405 peserta yang terdiri ABK Kapal Niaga, Nelayan Kapal Ikan dan Akademisi dari Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, berlangsung di Gedung Panti Tjahaya Armada (PTA) Koarmatim Ujung, Surabaya, Senin (19/12/2016).
Dalam acara yang dihadiri oleh Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos., Pangarmatim menyampaikan bahwa selama tahun 2016 Koarmatim telah melaksanakan tiga program dibidang teritorial yaitu program komunikasi sosial, program karya bhakti TNI seperti program pembinaan kesadaran bela negara, penanaman pohon Mangrove dan yang ketiga program Pembinaan ketahanan wilayah (Bintahwil) Koarmatim tahap I pada triwulan I, tahap II pada triwulan IV.
Dalam pembinaan untuk warga binaan, Koarmatim juga melaksanakan bedah rumah tidak layak huni yang bekerja sama dengan Pemprov Jawa Timur diantaranya berhasil merenovasi rumah sejumlah 1.025 unit.
Lanjutnya agar pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan optimal, Pangarmatim berpesan kepada para peserta melaksanakan kegiatan  dengan serius serta penuh rasa tanggung jawab dan setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta akan memiliki kemampuan dasar Bela Negara Psychis maupun Fisik, rRasa Cinta Tanah Air, Berwawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara serta memiliki  disiplin yang tinggi.
Usai pembukaan, Aster Panglima TNI menyampaikan pokok-pokok kebijakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, khususnya ancaman dan hambatan bagi negara Indonesia. Dengan tema “Mari kita wujudkan Indonesia sebagai bangsa pemenang”, adapun latar belakang yaitu krisis energi, pangan dan air akibat laju pertumbuhan penduduk.
Kepada para pengusaha pelayaran dan peserta Bintahwil III Maritim tahun 2016 di Koarmatim, mencontohkan salah satu upaya TNI AD swasembada pangan dari sepertiga 12 jt ton beras impor apabila di manfaatkan petani lokal akan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Selain itu, menurunnya produk minyak merubah secara drastis gaya hidup dan model bisnis. Salah satunya di negara-negara timur tengah dan beberapa negara menghadapi kompetisi global yang menjadi penyebab konflik dunia diantaranya 70% berlatar belakang sumber energi.
Hal ini merupakan suatu langkah antisipasi bagi seluruh komponen masyarakat Indonesia untuk menghindari krisis yang akan dihadapi Indonesia di masa yang akan datang. Adapun cara mengantisipasinya yakni dengan memegang teguh Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang memiliki lima sila yang mencakup norma dan aturan yang harus dipedomani serta dilaksanakan.
Menjaga kedaulatan NKRI sampai kapanpun dari ancaman nyata dari negara lain, karena perjuangan panjang para pahlawan kita untuk mencapai kemerdekaan Indonesia sangatlah berat dan membutuhkan waktu yang lama. Disamping itu peralihan dari negara agraris ke maritim, perlu adanya perhatian kepada para nelayan dan masyarakat pesisir oleh TNI AL yang akan bersama-sama membangun ekonomi dan pertahanan dalam rangka mewujudkan  kesejahteraan nelayan, serta kepada para Pengusaha sebagai bapak angkat nelayan agar peduli kepada nasib nelayan kecil sehingga kedepan bisa saling bekerjasama membangun negara dan bangsa menjadi lebih baik.
Hadir dalam acara tersebut, Kasarmatim Laksma TNI I.N.G Ariawan,S.E.,M.M., Dangskamlatim Laksma TNI I.N.G Sudihartawan,S.Pi., para Danlantamal Wilayah Timur, para Pejabat Utama Koarmatim, dan para Komandan Satuan jajaran Koarmatim, perwakilan dari TNI-Polri wilayah Surabaya,  dan para unsur Kemaritiman Jawa Timur, serta undangan lainnya.(dispenarmatim|mansul|ivan)
Bagikan

Baca Juga