PB|Bojonegoro – Masa tanam ke II periode Oktober-Maret (OKMAR) yang berlangsung di Desa Trenggulunan Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro benar-benar dipantau bersama dari pihak penyuluh pertanian, BabinsaTNI, dan kelompok tani setempat, Rabu (17/01).
Dalam masa pertumbuhannya, padi yang telah ditanam oleh para petani ini selalu dibarengi dengan perawatan lainnya, seperti halnya penyemprotan terhadap hama padi blas. Pada pagi itu di areal persawahan nampak petugas PPL Desa Trenggulunan Mujianto, Babinsa Koramil Ngasem Sertu Purwanto, Ketua Kelompok Tani Satirin, perangkat desa, dan 35 orang petani.
Sebelum melaksanakan penyemprotan, petugas PPL Mujianto menjelaskan kriteria hama blas dan teknik penanggulangannya. “Hama Blas yang sering menyerang padi adalah sejenis cendawan dengan nama latin Pyricularia Grisea, dapat menyerang daun padi, buku batang, leher malai, malai padi, bulir padi dan kolar daun. Penyakit blas tidak hanya menyerang tanaman padi, tetapi dapat menyerang tanaman lain seperti gandum, sorgum dan spesies rumput-rumputan,” terang Mujianto.
Lebih lanjut Mujianto menjelaskan, serangan hama blas dapat mengakibatkan berkurangnya biji gabah atau bulir padi yang dihasilkan tiap tangkai, gabah menyusut dan bahkan bisa berakibat fatal dengan matinya tanaman padi sebelum berbunga.
Masih menurut Mujianto, pengendalian penyakit blas akan efektif apabila dilaksanakan sedini mungkin dengan perlakuan benih, hal ini disebabkan karena penyakit blas dapat ditularkan melalui benih. “Efikasi fungisida untuk perlakuan benih hanya akan bertahan selama 6 minggu saja, selanjutnya perlu diadakan penyemprotan tanaman seperti halnya saat ini dengan menggunakan fungisida yang mengandung bahan aktif isoprotionalane, benomyl+mancoseb, kasugamycin dan thiophanate methyl,” tutupnya.
Sementara itu, Babinsa Koramil Ngasem Sertu Purwanto menjelaskan bahwa pendampingan TNI dan PPL ini merupakan salah satu metode dalam mendongkrak kuantitas serta kualitas hasil panen di wilayah Bojonegoro. “Dengan meningkatnya produksi panen padi diharapkan dapat mengurangi import beras dan menjadikan Bojonegoro sebagai salah satu lumbung padi Jawa Timur,” ungkapnya.
Senada dengan Purwanto, pak Satirin Ketua Kelompok Tani mengatakan bahwa penyampaian informasi tentang jenis-jenis hama dan langkah penanggulangannya merupakan suatu langkah tepat dari pemerintah kabupaten dalam membantu petani meningkatkan produksi padi. “Pun demikian dengan pendampingan dari Babinsa Koramil Ngasem juga menjadi penambah semangat dalam swasembada pangan menuju ketahanan pangan nasional,” imbuhnya. (Penrem 082/CPYJ|red)