oleh

Mengembangkan Program UPPO ala Kodim 0816/Sidoarjo

PB|Surabaya – Kodim 0816 sidoarjo mendapatkan amanah dari kementerian pertanian untuk menjalankan program Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) di bawah Komandan Letkol Inf Andre Julian,S.IP,M.Sos sebagai salah satu usaha menjawab tantangan untuk bekerja optimal dengan mengelola kotoran sapi sampai budidaya cacing lumbricus rubellus dan kawasan pangan lestari (18/01).

Pemandangan menarik terlihat dihalaman belakang markas Koramil 0816/12 Prambon terlihat kandang sapi yang berisikan 10 ekor sapi yg terlihat sehat dan gemuk yg merupakan bantuan dari kementerian pertanian sebagai program unit pengolah pupuk organik, yang menarik adalah cara pemeliharaan sapi tersebut sangat berbeda dengan peternak sapi lainnya, untuk pemeliharaan sapi yang dilakukan oleh personel kodim 0816/Sidoarjo adalah tidak menggunakan sembarang pakan melainkan dengan menggunakan konsentrat organik sebagai makanan utama, sehingga diharapkan sapi-sapi yang dipelihara oleh Kodim 0816/Sidoarjo dapat menjadi sapi yang bermutu organik serta kotoran yang dikeluarkan menjadi kotoran sapi organik yang siap pakai tanpa adanya proses pengeringan terlebih dahulu, sehingga diharapkan kotoran sapi yang baru keluar langsung bisa dimanfaatkan oleh kalangan petani dan tidak berbau sama sekali, dan air kencing sapi yang sudah di buatkan embong sapitenk bisa dimanfaatkan untuk obat pemberantas hama wereng dan penderek pada tanaman padi. Oleh karena itu harapannya adalah kotoran sapi yang keluar ini tidak harus menumpuk tetapi langsung diberikan kepada masyarakat untuk membantu penyuburan tanah dan tanaman padi, jagung, kedelai maupun sayur – sayuran.

Menurut Letkol Inf Andre Julian, S,IP,M,Sos bahwa untuk mendatangkan pasokan makanan konsentrat tersebut di peroleh dengan kemitraan dari UKM/KUD dari Kab. Lamongan yang membidangi masalah pakan organik. Karena selain makanan konsentrat tersebut diberikan kepada sapi dan kotoranya menjadi pupuk organik yang siap saji, serta air kencingnya bisa untuk pemberantas hama, kotaran sapi tersebut ternyata sangat bangus untuk pakan ternak lele sehingga kidepan kandang sapi tersebut dibuat kandang lele yang diisi 5000 bibit lele dan hasilnya cukup memuaskan, selain lele dibagian lain Letkol Inf Andre Julian, S,IP.M,Sos tidak ingin kotoran sapi hanya bisa dimanfaatkan untuk tanaman petani dan juga lele saja melainkan untuk membudidayakan ternak cacing lumbricus rubellus, bukan cacing biasa jenis cacing ini biasanya digunakan untik bahan baku kosmetik dan obat herbal, jadi harganya pun cukup mahal, paparnya”

Prosesnya pun tdk terlalu ribet, kotoran sapi yang susah dikeringkan dicampur dengan jerami kering dan tanah dicampur di masukkan dalam peti ukuran 60 x 120 cm. Dalam waktu sekitar dua minggu 1 kg cacing yang diternak bisa berkembang menjadi 3 Kg. Dan makanan nutri cacing tersebut sangat mudah hanya diberi buah- buahan yang busuk lalu dijus dan diberikan kepada cacing. Buah – buahan yang busuk tersebut di dapat dari pasar buah yang berada disekitar koramil. Penjual buah yang dipasar awalnya juga heran ” tentara kok cari buah busuk” tapi lama kelamaan pedagang buah mengerti dan sangat merasa senang sekali karena tidak perlu buang buah busuk jauh jauh sudah ada yang ngambil dari bapak koramil.

Inovasi budidaya cacing tersebut cukup berkembang sangat pesat mula ngambil cuma 8 peti dalam satu bulan sudah menjadi 45 peti, tetapi untuk saat ini tidak dijual dulu karena rencana akan di sebarkan kepada seluruh koramil jajaran kodim 0816/ Sidoarjo.

Tidak cukup disitu Program UPPO ini sangat dimanfaatkan betul oleh Kodim 0816 /Sidoarjo untuk menanam tomat cery organik dengan bahan dasar kompos organik hasil kotoran sapi tersebut, bukan tanpa sebab kenapa harus tomat cery karena tomat cery berdasarkan penelitian mengandung protein dan vitamin sangat baik untuk penyembuhan penyakit jantung dan dll. Selain itu harga tomat cery dipasaran Swalayan cukup baik dan mahal. Selain tomat cery Kodim 0816/Sidoarjo juga berinovasi membuat tanaman padi dengan mengunakan pupuk organik murni tanpa menggunakan pupuk yang mengandung kimia, obat obatanya pun juga cukup mengunakan air kencing sapi dengan terbukti Kodim 0816/Sidoaejo telah membuka lahan 1 ha dengan memanfaatkan brigade alsintan mengunakan metode jajarlegowo yang bertempat di desa kedung kembar kec, prambon sebagai demlot untuk percontohan petani yang lain agar mau menanam padi dengan menggunkan pupuk organik murni, dan hasilnya cukup bagus.

Muara  puncak inovasi ini adalah dengan adanya program UPPO bantuan dari kementerian dapat bermanfaat dan berdaya guna untuk kepentingan masyarakat secara luas khususnya untuk petani di kawasan sidoarjo dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dalam kawasan rumah pangan lestari serta mampu mewujudkan swasemba pangan sebagai wujud kedaualatan negara. (Tris/st|red)

Bagikan

Baca Juga