oleh

Menteri Ekraf Hadiri Pidato Peradaban SBY, Dorong Paradoks Peradaban demi Masa Depan Kebangsaan

Jakarta, 31 Juli 2025 – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya, menegaskan peran strategis sektor kreatif dalam menghadapi tantangan peradaban global, menyusul pidato Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang masa depan peradaban dunia di Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025.

Melalui Pidato Peradaban _World Disorder and The Future of Our Civilization_, Presiden SBY menyampaikan kajian peradaban sebagai ruang reflektif demi membangun arah masa depan bangsa yang lebih beradab. Presiden SBY mengungkapkan kondisi peradaban global dan peluang abad ke-21 di tengah kecanggihan teknologi dan keterhubungan global yang semakin intens. SBY meyakini bahwa tanpa demokrasi yang sehat, keadilan tidak akan hadir.

“Kita harus menjaga keseimbangan antara stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan kebebasan sipil. Tanpa suatu keadilan, peradaban tidak akan berkembang. Maka dari itu, dunia harus bersatu untuk transisi energi bersih, restorasi ekosistem, ekonomi hijau, dan pembangunan berkelanjutan yang bisa menyelamatkan peradaban dari kehancuran ekonomi,” ujar SBY dalam acara yang berlangsung di _Ballroom_ Menara Bank Mega.

SBY menilai ada 4 arus besar peradaban dunia yang berdampak langsung terhadap Indonesia seperti globalisasi ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, serta pergeseran nilai dan budaya. SBY juga menyoroti tantangan krisis iklim dan menegaskan perlu kerja sama global sehingga tidak ada ketimpangan, potensi konflik, serta kerapuhan struktur tata kelola global.

“Melalui ekonomi yang inklusif, pajak yang lebih adil, pendidikan dan akses digital yang merata, maka kita bisa mengubah semua menjadi kekuatan baru dalam peradaban bangsa. Generasi muda Indonesia yang tumbuh juga harus berhadapan dengan banjir informasi, tantangan identitas, dan krisis makna. Disinilah pentingnya pendidikan karakter, spiritualitas, dan nilai kebangsaan dalam membentuk arah peradaban masa depan,” ucap SBY.

Pidato Peradaban juga dihadiri Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menko AHY menambahkan peradaban Indonesia maju menjadi bagian dari semua pihak yang mau berbuat sesuatu dalam agenda kemanusiaan global demi masa depan bangsa lebih baik.

“Indonesia ingin mencapai kemandirian bangsa tentu dengan semangat _partnership and global collaboration_. Tentu bangsa Indonesia harus menjadi satu kekuatan yang solid dan mencari solusi terbaik untuk menghadapi krisis dan disrupsi dunia. Kami akan terus mengawal upaya untuk memperkuat konektivitas antar wilayah dan membuka sentra-sentra pertumbuhan ekonomi baru yang akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucap Menko AHY seusai acara.

Selaras dengan pernyataan tersebut, Menteri Ekraf menambahkan urgensi ekonomi kreatif dalam menghadapi tantangan global. Menteri Ekraf menilai ekonomi kreatif mampu mendorong inovasi dan kewirausahaan bagi generasi muda sehingga Indonesia yang beraneka ragam punya daya saing di pasar global.

“Ekonomi kreatif senantiasa menjadi kunci untuk menjawab tantangan global sebab tiap 17 subsektor ekraf yang ada bisa mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan mempromosikan potensi dari tiap daerah,” ungkap Menteri Ekraf.

Ekonomi kreatif yang berbasis teknologi dan inovasi juga mampu membantu peradaban Indonesia supaya bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan global dan disrupsi teknologi. Kementerian Ekraf punya peran penting dalam menciptakan ekosistem yang kondusif, memberikan pelatihan, dan memastikan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual bagi pegiat ekonomi kreatif yang masih mengalami krisis identitas kolektif.

“Dalam konteks menjaga peradaban, ekonomi kreatif diharapkan bisa menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi melalui Asta Cita Presiden Prabowo, ekonomi kreatif menjadi salah satu strategi utama untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan berkelanjutan,” ujar Menteri Ekraf.

Di sela pidato SBY, video musik dari lagu berjudul _“Save Our World”_ juga diputarkan tentang keprihatinan SBY terkait kerusakan alam dan ekosistem lingkungan. Selain pidato, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu moderator Dino Pati Djalal. Dalam kegiatan ini, beberapa lukisan karya SBY pun dipamerkan diantaranya lukisan bertajuk _Stop War, United for Peace_ (2025), _Peace with Nature_(2025), Monumen Nasional (2024), dan beberapa karya lukisan maupun buku yang dibuat SBY.

Acara ini terselenggara oleh Institut Peradaban (IP) yang didirikan sebagai lembaga pengkajian isu-isu strategis peradaban sejak 18 Juli 2012. Inisiatif ini terbentuk dari peran sejumlah tokoh seperti Prof. Salim Said, Prof. Jimly Asshiddiqie, Burhanuddin Abdullah, Laksamana TNI (Purn) Achmad Sutjipto, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, Jenderal TNI (Purn) Endriartono Soetarto, beberapa tokoh intelektual lain yang terus melahirkan kebijakan yang relevan dalam memajukan peradaban. Adapun kegiatannya mencakup penelitian, pelatihan, publikasi dan penerbitan, serta advokasi dan konsultasi.

Menteri Ekraf turut didampingi Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi, Media, dan Pelayanan Publik, Renanda Bachtar. Tampak hadir pula Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, beberapa tokoh nasional seperti Agum Gumelar, Chairul Tanjung, Mahfud MD, Helmi Yahya, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Ketua Yayasan Institut Perubahan Dipo Alam, Wakil Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon, perwakilan kedutaan negara sahabat, dan tamu undangan lain yang antusias terhadap ide pemikiran serta gagasan terkait dinamika peradaban global masa kini.

(Kontributor: Arif)

Bagikan