Surabaya – Untuk menyiapkan operasional Museum Pusat Angkatan Laut (Muspusal) Jalesveva Jayamahe, Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal) menyelenggarakan pelatihan calon pengawak museum selama dua pekan di Surabaya.
“Museum sebagus apa pun tidak ada artinya tanpa dipersiapkan personel pengawak yang profesional”. Demikian amanat Kadisjarahal Laksamana Pertama TNI Dr. Hariyo Poernomo yang dibacakan oleh Sekdisjarahal Kolonel Laut (E) Ferry Johansyah, pada pembukaan pelatihan Calon Pengawak Museum di Surabaya, baru-baru ini.
Muspusal Surabaya telah dibangun dengan menerapkan teknologi digital pada sejumlah tata pamer koleksinya. Aplikasi tersebut memungkinkan pengunjung dapat menikmati koleksi konten-konten kesejarahan Angkatan Laut secara lebih interaktif.
“Namun demikian bukan berarti meminggirkan peran para pengawak terutama pemandu museum, justru sebaliknya mereka dituntut untuk memahami pengoperasian teknologi tersebut, disamping menguasai konten kesejarahan dari setiap koleksi yang ditampilkan”, tambah Kadisjarahal.
Lebih lanjut dalam amanatnya Kadisjarahal menyampaikan, kegiatan di hulu seperti pengumpulan dan pemilihan koleksi, konservasi (pemeliharaan koleksi), dan kurasi (perancangan konten) juga memerlukan eksistensi pengawak yang handal. Proses tersebut membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang khusus dan harus selalu dikembangkan.
TNI AL dalam hal ini Disjarahal sangat serius dan berkomitmen melaksanakan penyiapan pengelolaan museum tersebut, pelatihan yang diikuti oleh 35 orang prajurit dan PNS TNI AL ini mendatangkan instruktur dari Asosiasi Museum Indonesia (AMI), para penggiat sejarah dan cagar budaya di tanah air. Nantinya, para peserta dituntut untuk mampu mempraktekan semua materi pelatihan baik yang terkait dengan pengelolaan dan pandu museum juga pemeliharaan koleksi museum.
Dalam pelatihan ini juga melibatkan 70 orang siswa Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) Kodiklatal. Selepas mengikuti pelatihan, para peserta langsung mengawaki Muspusal Jalesveva Jayamahe yang terletak di Jalan Hang Tuah Surabaya itu.
“Ke depan Disjarahal akan terus melaksanakan pelatihan lanjutan dengan menggandeng mitra kerja yang memiliki pengalaman di bidang pengembangan museum”, tegas Kadisjarahal di tengah kegiatan riset di UK Maritime Museum di London.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali pada kesempatan berbeda, menurutnya sejarah perjalanan TNI Angkatan Laut senantiasa mengiringi perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mengalami banyak sekali peristiwa-peristiwa, yang bisa menjadi pedoman bagi arah pembangunan bangsa Indonesia, khususnya bagi TNI Angkatan Laut.
(Dispenal|Karina)