PB | Bogor – Deputy CG Counter Terrorism Operations Center (CTOC) RTARF Mayor Jenderal Suphot Malaniyom selaku Komandan CTOC didampingi Wadanjen Kopassus Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa selaku Komandan Latihan yang mewakili Asops Panglima TNI Mayjen TNI Agung Risdhianto, M.B.A., memimpin upacara penutupan Latihan Bersama antara Pasukan Operasi Khusus TNI dengan Pasukan CTOC Royal Thai Armed Force (RTAF), dengan sandi KRIS-I 2016, bertempat di Lapangan Upacara Stand By Force, PMPP TNI, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jum’at (18/11/2016).
Dalam sambutannya Deputy CG CTOC RTARF Mayor Jenderal Suphot Malaniyom menyampaikan ucapan terimakasih atas diselenggarakannya latihan bersama yang dilaksanakan antara militer Thailand dengan militer Indonesia dalam latihan menghadapi permasalahan serius tentang keamanan terkait dengan aksi terorisme.“Latihan tersebut kita dapat bertukar pengalaman, pengetahuan dan taktis dalam menanggulangi aksi terorisme dan menjalin hubungan Bilateral antar kedua negara khususnya Thailand dan Indonesia,” kata Mayor Jenderal Suphot Malaniyom.
Lebih lanjut Mayor Jenderal Suphot Malaniyom mengatakan bahwa, latihan bersama tersebut telah menghasilkan terobosan baru dalam memerangi aksi terorisme yang ada di dua negara dalam hal ini Thailand dan Indonesia. “Saya berharap latihan bersama ini dapat dilanjutkan tahun depan dan kami menantikan kehadiran militer Indonesia untuk berlatih bersama di Thailand,” ucapnya.
Sementara itu, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Agung Risdhianto, M.B.A., dalam amanatnya yang dibacakan Wadanjen Kopassus Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa menyampaikan bahwa, pasukan khusus dari TNI dan CTOC telah berlatih bersama dalam suasana penuh persahabatan. Pada latihan bersama yang pertama kalinya ini, telah terjalin kesepahaman prosedur, peningkatan keterampilan dan bertambah eratnya hubungan antar prajurit. Hal tersebut menunjukkan tercapainya tujuan dan sasaran latihan yang telah digariskan, terlebih lagi terwujudnya zero accident yang merupakan poin utama dalam pelaksanaan latihan. “Kepada seluruh peserta latihan dan para pendukung telah dapat menunjukkan dedikasi tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya guna keberhasilan latihan ini. Atas nama Panglima TNI, saya ucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas kerja keras prajurit kedua angkatan bersenjata,” kata Asops Panglima TNI.
Menurut Mayjen TNI Agung Risdhianto, Latma KRIS-I/2016 adalah langkah awal kerja sama militer kedua negara, khususnya bagi TNI dan RTARF dalam penanggulangan terorisme. Kejahatan terorisme sebagai salah satu bentuk kejahatan transnasional yang terorganisir (transnational organized crime) telah berkembang skala maupun metodanya. Hal tersebut menuntut bentuk kerja sama antar negara dalam rangka menanggulanginya.
Lebih lanjut Asops Panglima TNI menuturkan bahwa, latihan bersama yang baru saja selesai dilaksanakan merupakan wujud hard approach dalam usaha menanggulangi aksi terorisme. Kesempatan berlatih bersama bagi pasukan khusus kedua angkatan bersenjata tersebut adalah wujud nyata pengembangan taktik, teknik dan prosedur sebagai upaya membangun interoperabilitas. “Latihan ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dengan tujuan menjawab ancaman dan tantangan bersama bagi kedua negara di masa yang akan datang,” ujarnya.
“Latihan bersama ini merupakan sarana untuk meningkatkan hubungan kerja sama dan persahabatan antara Indonesia dengan Thailand. Saya ucapkan selamat jalan kepada mayjen Suphot beserta seluruh peserta dari RTARF CTOC kembali ke thailand. Semoga selamat sampai di tujuan dan sampaikan salam hormat saya kepada para kolega dan keluarga anda semua,” tandas Asops Panglima TNI Mayjen TNI Agung Risdhianto.(puspen tni|red)