oleh

Penyuluhan Cara Olah Dilem, Materi KKN Unsoed dalam Sasaran Non Fisik

PB|PURBALINGGA – “Pengolahan Dilem” juga disuluhkan kepada warga Desa Sirandu dalam gelaran TMMD Reguler ke-101 Purbalingga, selain materi tentang manfaat-manfaat dari daun maupun olahan dilem. Selasa (24/4/18).

Dalam penyuluhan pertanian yang disampaikan oleh Rudibiyantoro (21), Mahasiswa KKN UNSOED Purwokerto, di Balai Desa Sirandu Kecamatan Karangjambu.

Rudi sapaan akrab pemateri, menerangkan tentang 3 cara penyulingan minyak dilem atau nilam. Cara pertama adalah, dengan cara direbus atau water distillation, yaitu air dan daun nilam dijadikan satu dalam sebuah ketel/panci untuk direbus. Dari perebusan akan menghasilkan uap yang nantinya akan berbentuk butiran-butiran embun, yang dialirkan melalui pipa pendingin (kondensor), selanjutnya uap akan menetes ke wadah penampungan.

“Perlu diketahui, proses penyulingan minyak nilam dengan cara direbus akan mengurangi kualitas minyak nilam itu sendiri, karena minyak yang dihasilkan berasal dari campuran air” jelasnya.

Cara kedua adalah dengan di kukus atau water and steam distillation, yang artinya pencampuran daun nilam dan air dalam satu wadah (ketel/panci pemanas) dipisah dengan saringan sehingga daun nilam dan air memiliki jarak. “Ketel atau panci diisi air secukupnya, pasang saringan atau sekat untuk memisahkan air dan daun, kemudian masukkan daun nilam kering. Setelah bahan yang dibutuhkan sudah siap, tutup wadah dan panaskan dengan waktu menurut banyaknya daun. Perlu diingat, anda hanya memanaskan wadah yang berisi bahan-bahan tersebut”.

Sedangkan cara terakhir adalah dengan uap atau Direct Steam Distillation (DSD). Penyulingan dengan uap menjamin kesempurnaan minyak atsiri, dimana proses dilakukan dengan cara mengirimkan uap panas ke wadah yang di dalamnya telah berisi daun nilam kering. Pada proses ini, daun nilam tidak kontak langsung dengan air maupun api, sehingga memakan waktu yang lama, namun kualitas nilam lebih bagus dibanding dengan kedua proses sebelumnya. Alat-alat yang dibutuhkan dalam proses ketiga ini adalah, sebuah ketel untuk memanaskan air agar menghasilkan uap dan satu ketel lagi untuk meletakkan daun nilam yang sudah dikeringkan. Selain itu alat pendinginan serta wadah penampungan minyak juga harus disiapkan.

“Langkah-langkah penyulingan ketiga, isi ketel pertama dengan air dan ketel kedua dengan daun nilam yang sudah dikeringkan dalam suhu ruangan dan bukan dengan suhu matahari. Pastikan pipa-pipa penghubung antara ketel pertama dengan kedua serta wadah penampungan. Selanjutnya rebus air dengan api yang menyala agar panasnya stabil dan menghasilkan uap yang stabil pula, sehingga api perlu dijaga dengan baik” ucapnya.

Uap panas yang dihasilkan oleh proses perebusan air di ketel pertama akan menyebrang ke ketel ke-2 melalui sambungan pipa, sehingga akan menghasilkan panas di ketel kedua yang secara otomatis berdampak pada penguapan daun nilam. Butiran-butiran air kecil atau embun yang dihasilkan oleh penguapan daun nilam kemudian mengalir ke wada penampungan melewati proses pendinginan.

Penyulingan minyak nilam ini sebenarnya sederhana sekali untuk dilakukan, namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal ada caranya tersendiri untuk mendapatkan minyak nilam yang benar-benar berkualitas dengan harga ekononis yang tinggi.

“Semoga dari penyuluhan ini, masyarakat Sirandu dapat merasakan juga pembangunan yang dilakukan TNI bersama seluruh komponen pendukung, guna meningkatkan sesejahteraan warga masyarakat di Kecamatan Karangjambu” pungkas Rudi.(Pendim 0702|red)

Bagikan

Baca Juga