PB | Cilacap – Terkait sasaran program TMMD Reguler ke-97 yakni kegiatan non fisik, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cilacap menyelenggarakan Penyuluhan serta pelatihan kepada para petani gula semut/merah yang ada di Desa Mekarsari Kecamatan Cipari bertempat di Balai Desa Mekarsari. Senin (26/9).
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cilacap Sujito, mengatakan bahwa kegiatan ini dalam rangka mendukung TMMD Reguler ke-97 serta sebagai upaya dari pemerintah untuk memajukan serta meningkatkan penghasilan para petani gula semut khususnya yang ada di Desa Mekarsari ini.” ucapnya
Sujito mengungkapkan bahwa potensi kelapa di Kabupaten Cilacap sangat banyak. Dari 8000 hektar, 5000 hektar di antaranya dideres diambil niranya untuk di buat gula merah, sisanya diambil buahnya. Kedua-duanya sangat berguna untuk kehidupan kita.
” ini yang sering kita sebut sebagai pohon kehidupan, mulai dari daun/janurnya, lidinya, buahnya, batangnya semuanya bermanfaat.” ungkapnya.Namun menurutnya, penghasilan petani gula merah jauh dari manis air niranya. Rata-rata penghasilan mereka hanya cukup untuk menghidupi keluarganya saja.
Untuk itu Ia bersama stafnya mulai tahun 2012 telah mengadakan penelitian ke berbagai tempat dan di peroleh hasil bahwa pengolahan gula merah banyak di jumpai memakai obat kimia, sedangkan yang laku di pasaran adakah gula merah organik tanpa obat kimia. ” Ini yang harus kita benahi,” tegasnya
” Semula harga gula yang pakai obat kimia per kilo Rp 7.500,- , sekarang harga jual gula non kimia per kilo mencapai Rp 13.000,-. Tentunya ini kenaikan yang sangat drastis.” ucapnya
Selama ini keluhan-keluhan pengrajin gula mengenai pemasaran sudah dicarikan solusinya, kami telah menemukan penampung gula diantaranya dari Yogyakarta dan Purwokerto dan hasil ini sudah di export sampai ke luar negeri,” ungkapnya.
Apabila ini di lakukan oleh para pengrajin gula yang ada di Kabupaten Cilacap, niscaya kehidupan penderes/pengrajin gula merah akan meningkat. (Pendim0703/Cilacap/red)