
Malang – Hari Kartini bukan hanya menjadi momentum untuk mengenang perjuangan R.A. Kartini dalam mencerdaskan dan membebaskan kaum perempuan dari belenggu keterbatasan, namun kini juga menjadi tonggak untuk memperluas peran perempuan dalam kehidupan sosial, termasuk dalam memajukan kerukunan antarumat beragama.
Hal inilah yang menjadi fokus dalam peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) Kota Malang, Senin (21/4/2025) lalu, bertempat di Gedung Malang Creative Center (MCC), Jl. Ahmad Yani No. 53, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Acara ini dikemas dalam bentuk talkshow yang menghadirkan sejumlah tokoh perempuan inspiratif dari Kota Malang.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang, Hanik Andriani Wahyu Hidayat, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran perempuan sebagai agen kerukunan. Ia menyampaikan bahwa keharmonisan dalam masyarakat dapat dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga, dengan perempuan sebagai figur sentral.
“Walaupun terstigma peran perempuan adalah dapur, sumur dan kasur tetap tidak meninggalkan perannya sebagai ibu dalam rumah tangga. Perempuan harus bisa menjadi contoh dulu di rumah bagi anak dan suami untuk mengajarkan bahwa semua orang harus dihormati tanpa memandang agama dan suku,” ujar Hanik yang juga menjabat sebagai Ketua Dekranasda Kota Malang.
Dalam keterangan yang diterima Paradigma Bangsa, pada Rabu, 30 April 2025, selain Hanik, Kalapas Kelas II A Perempuan Kota Malang, Yunengsih, serta Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, turut hadir sebagai narasumber. Dalam pemaparannya, Amithya menyampaikan bahwa DPRD Kota Malang mendukung penuh upaya menjaga kerukunan antarumat beragama melalui regulasi yang berpihak pada nilai toleransi.
“Salah satu perda ini akan menjadi fokus dari DPRD Kota Malang ke depan,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal FKAUB Malang, Dra. Theresia Puji Astutik, mengungkapkan, bahwa ini adalah kali pertama FKAUB Malang menggelar peringatan Hari Kartini, dan kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari berbagai perempuan lintas agama.
“Kami berharap FKAUB Malang dapat menjadi wadah untuk menebarkan semangat persatuan di Kota Malang di tengah perbedaan yang ada,” pungkas Theresia. (Gis)