oleh

Rayakan Hari Kebaya Nasional, Rotary Gelar Edukasi Pemberdayaan Perempuan Muda di Solo

Solo – Dalam rangka memperingati Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada 24 Juli, Rotary Clubs of Solo Area bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surakarta menggelar kegiatan edukatif bertajuk Roadshow Edukasi & Workshop Girl Empowerment, Kamis (24/7/2025).

Acara yang digelar di Kota Solo ini diikuti ratusan pelajar perempuan tingkat SMP dari Solo dan sekitarnya. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Rotary Year 2025–2026, dengan dukungan District 3420 dan Pemerintah Kota Surakarta sebagai wujud nyata komitmen dalam pemberdayaan perempuan muda.

Melalui berbagai sesi edukatif yang membahas isu kesehatan reproduksi, kekerasan terhadap perempuan dan anak, hingga pentingnya menjaga kesehatan mental, kegiatan ini bertujuan membekali para remaja perempuan agar lebih siap menghadapi tantangan zaman.

“Kami ingin anak-anak perempuan kita tumbuh menjadi pribadi tangguh, berani bermimpi, dan tidak menjadi korban kekerasan atau pernikahan dini,” ujar Dyah Anggraeni, District Governor Rotary 3420, dalam sambutannya.

Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, yang turut membuka acara secara resmi, menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini. Menurutnya, perempuan muda yang memiliki pengetahuan dan keterampilan akan mampu mengambil keputusan secara mandiri dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

“Pemberdayaan perempuan bukan sekadar edukasi, tetapi juga bentuk perlindungan masa depan bangsa. Edukasi ini penting agar mereka mampu menjaga diri, mengutamakan pendidikan, dan tumbuh sebagai pribadi yang percaya diri,” kata Astrid.

Edukasi Kontekstual dan Empatik untuk Remaja

Salah satu sesi utama bertajuk “Saatnya Sekolah, Bukan Menikah” dibawakan oleh Febri Dipokusumo dari Rotary Clubs of Solo Area. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya pendekatan edukasi yang jujur dan kontekstual kepada remaja, terutama dalam menyikapi isu pernikahan dini.

“Program Girl Empowerment ini adalah persembahan kami untuk bangsa. Kami ingin anak-anak perempuan usia SMP memahami pentingnya mencegah pernikahan dini, melawan kekerasan, dan memiliki kekuatan mental dalam menghadapi tekanan zaman,” ujar Febri.

Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi remaja saat ini, seperti tekanan media sosial, kondisi ekonomi keluarga, hingga isu kesehatan mental. Menurutnya, edukasi harus dilakukan dengan pendekatan empatik, bukan sekadar larangan.

“Anak-anak sekarang tidak bisa hanya diberi larangan tanpa alasan. Mereka butuh penjelasan yang logis dan terbuka. Edukasi yang tepat dan empatik adalah kuncinya,” tambahnya.

Febri juga menekankan pentingnya peran keluarga sebagai fondasi utama dalam membentuk generasi yang kuat. “Rumah harus menjadi tempat paling aman dan nyaman. Anak yang merasa diterima dan dicintai akan lebih siap menghadapi tekanan dari luar,” jelasnya.

Bangga Berkebaya, Bangga Berbudaya

Selain sesi edukatif, acara ini juga diisi dengan workshop eksplorasi diri melalui kegiatan merias dan berbusana kebaya bagi remaja. Kegiatan ini bertujuan menanamkan kebanggaan terhadap budaya Indonesia sekaligus membangun kepercayaan diri remaja putri.

Acara berlangsung semarak dan mendapat sambutan antusias dari para peserta. Mereka merasa mendapat wawasan baru, khususnya terkait kesehatan diri dan pentingnya keberanian untuk bersuara.

Melalui kolaborasi lintas sektor antara Rotary, pemerintah, dan masyarakat, Roadshow Girl Empowerment ini diharapkan menjadi gerakan berkelanjutan dalam menciptakan generasi perempuan Indonesia yang kuat secara fisik, mental, dan budaya.

(Widyo|red)

Bagikan