oleh

Satgas Pamtas Yonif Para Raider 330 Kostrad Awasi Ujian UTS Tingkat SMP di Perbatasan

74-satgas-yonif-330-awasi-ujian-2 PB|Boven Digoel – Ujian Tengah Semester hari pertama untuk jenjang SMP/MTS/MI dilaksanakan pada 28 November s/d 3 Desember serentak se Kabupaten Boven Digoel. Suasana dibuat sedemikian rupa oleh para guru sekolah setempat agar kenyamanan siswa dalam pelaksaan ujian tidak terganggu.
Satgas Yonif Para Raider 330 /Tri Dharma Kostrad yang telah ikut membantu kegiatan  belajar mengajar di sejumlah SMP di Kabupaten Boven Digoel, khususnya di daerah Asiki ikut berpartisipasi dalam kegiatan mengawasi Ujian Tengah Semester ganjil ini. Dikerahkan 4 tenaga pendidik untuk mengajar di SMP terkait, yaitu SMP Negeri Asiki , sekaligus sebagai pengawas ujian yang sedang berlangsung saat ini.
Walaupun ke-4 tenaga pendidik tersebut hanya mengajarkan beberapa mata pelajaran, seperti Penjaskes yang diajarkan oleh seorang sersan satu dan seorang kopral dua, dan bahasa inggris oleh seorang letnan dua, namun tenaga pendidik dari Satgas Yonif Para Raider 330 Kostrad tetap melaksanakan pengawasan setiap harinya diseluruh mata pelajaran dari kelas 1 s/d 3 dengan didampingi oleh guru sekolah.74-satgas-yonif-330-awasi-ujian
Satu kelas yang melaksanakan ujian diawasi oleh 2 orang pengawas, diantaranya salah seorang dari Satgas dan seorang guru, dan digilir setiap harinya agar setiap kelas dapat diawasi oleh Satgas. Tenaga pendidik dari Satgas, walaupun tidak memiliki background seorang guru namun dituntut harus bisa menyesuaikan standar seorang guru sebagaimana seharusnya dalam mengawasi ujian, seperti menjaga ketenangan dan ketertiban, juga mencegah para siswa melakukan kecurangan saat ujian. Keharusan sebelum ujian seperti absen kehadiran dan memimpin doa juga wajib dilakukan oleh para tenaga pendidik dari Satgas.
“Peran kami disini sangat dibutuhkan oleh para guru di SMP yang melaksanakan ujian, khususnya SMP Negeri Asiki, karena dengan adanya kami disini diharapkan menjadi shock theraphy bagi para murid agar tidak berani melakukan kecurangan saat ujian seperti mencontek atau kerja sama antar siswa.” , jelas Letda Inf Dwinanda P.N. ” Kekurangan guru setempat untuk mengawasi ujian ini juga menjadi faktor mengapa keintensitasan kami dibutuhkan disini, karena sebagian guru ada yang sedang menjalani Diklat untuk menjadi PNS di Tanah Merah dan melanjutkan studi di Kota Merauke.” , tambahnya.(penkostrad|red)
Bagikan

Baca Juga