oleh

Shafira Devi Herfesa Sukses Lolos ke Piala Dunia Catur 2025

Jakarta – Perjalanan pecatur muda Shafira Devi Herfesa untuk menembus Piala Dunia Catur FIDE Women’s World Cup 2025 sangat luar biasa. Dikenalkan ayahnya olahraga catur sejak umur 3 tahun membuatnya berhasil menjadi salah satu atlet catur berpotensi dan membanggakan Indonesia.

Kualifikasi Piala Dunia Catur 2025 Zona 3.3 (wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara) ini diadakan di Ulaanbaatar, Mongolia pada 22 April-2 Mei 2025 lalu, Indonesia mengirim enam pecatur, yakni empat pecatur putra dan dua pecatur putri.

Shafira awalnya tak diunggulkan berkompetisi dengan para pecatur dari Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, dan Mongolia. Keberhasilannya mewakili Indonesia pada kejuaraan itu menjadi kejutan bagi Indonesia.

Dara kelahiran 13 Desember 2008 ini, merupakan satu-satunya pecatur tanpa gelar internasional yang berhasil menembus tiga besar Asian Zone 3.3 dan berhak atas tiket lolos ke Piala Dunia Catur FIDE Women’s World Cup 2025 di India Oktober mendatang.

Di babak penentuan Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 itu, ia sukses menaklukkan Woman Grandmaster (WGM) Turmunkh Munkhzul, pecatur tuan rumah. Kemenangan itu membuatnya kokoh di klasemen akhir dengan 7 poin dari 9 babak, mengungguli WGM Janelle Mae Frayna dari Filipina dan WCM Bayasgalan dari Mongolia.

Keberhasilan ini tak hanya mendongkrak namanya di dunia catur Asia Tenggara dan sekitarnya, tetapi juga mempersembahkan gelar Woman International Master (WIM).

“Alhadmulillah senang dan bangga. Kemarin pas sebelum ke babak terakhir itu saya sebenarnya posisinya masih di nomor empat. Nah, waktu itu saya ketemu yang nomor satu, saya harus menang supaya setidaknya masuk tiga besar dan yang posisinya nomor dua itu harus kalah supaya saya bisa naik,” urainya saat ditemui di JAPFA Fide Rated International Chess Tournament 2025, Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Sabtu (10/5).

“Kemudian ternyata saya menang sama yang nomor satu dan yang posisi dua kalah, sisa yang nomor tiga. Saya saing bersaing dengan poin sama dengan yang nomor tiga akhirnya adunya ke TB 1 dan alhamdulillah saya menang,” imbuh Shafira yang masih menempuh pendidikan di SMPN 4 Depok, Sleman, Yogyakarta ini.

Torehan sejarah yang dibuatnya ini tak terjadi instan begitu saja, dirinya menggeluti dunia catur sejak usia tiga tahun dengan tekad besar dan disiplin tinggi. Awalnya diperkenalkan catur oleh sang ayah yang merupakan atlet catur tahun 2000-an.

Dirinya telah mengikuti ajang kompetisi catur sejak kelas 2 SD. Dari sana ia mulai meraih berbagai gelar juara hingga akhirnya mampu menuju pelatihan nasional (pelatnas) catur dan mewakili Indonesia di berbagai ajang internasional.

“Awalnya dikenalin catur sama ayah pas masih kecil usia 3 tahun. Kelas 2 SD suka ikut kejuaraan tingkat kecamatan. Dan sekarang di pelatnas junior sejak Agustus 2023,” ujar putri dari Dewi Rochana ini.

Melihat raihan prestasi gemilang dari Shafira, Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto menyebut bahwa proses regenerasi PB Percasi menunjukkan telah berada di jalur yang benar.

“Tanggal 1 Mei lalu kita bersyukur ada anak kita menjadi juara di Zona Asia dari Sleman. Tapi lebih dari itu, generasi pecatur baru telah lahir. Menjadi juara zona hanya 3 putri dari Indonesia yakni Irene Kharisma, Medina dan ini Shafira,” imbuh Ketum PB Percasi Utut Adianto.

(Kontributor : Arif)

Bagikan

Baca Juga