Malaka – Maraknya penyelundupan narkoba yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia tentunya merupakan ancaman. Salah satu wilayah rawan yang banyak digunakan sebagai jalur penyelundipan narkoba adalah wilayah perairan Selat Malaka, dimana suplai narkoba dari Malaysia ke Indonesia banyak terjadi di wilayah tersebut. Oleh sebab itu TNI Angkatan Laut (TNI AL) selalu hadir dan siaga untuk mengamankan wilayah perairan Indonesia yang rawan digunakan sebagai jalur penyelundupan Narkoba.
Seperti yang terjadi pada beberapa hari lalu, dimana unsur TNI AL salah satunya Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Asahan (TBA) dan Tim Gabungan Pangkalan Utama Angkatan Laut I (Lantamal I) Belawan berhasil menggagalkan dan menangkap diduga tersangka penyelundupan narkoba jenis sabu sabu dengan berat sekitar 6 kg di sekitar perairan Kuala Bagan Asahan, Sumatera Utara, pada hari Kamis (04/05).
Kejadian bermula ketika pada hari Kamis 04 Mei 2023 sekitar pukul 04.10 WIB diperoleh informasi bahwa akan ada kapal nelayan jenis jaring akan masuk ke Perairan Kuala Bagan Asahan yang diduga membawa narkoba dari Malaysia menuju Tanjung Balai Asahan. Personel siaga pengamanan alur pelayaran Kuala Bagan Asahan dan tim Fleet One Quick Response (F1QR) Lanal TBA segera melaksanakan patroli untuk menindaklanjuti informasi tersebut.
Tim berhasil menemukan kapal tersebut dan menangkap tersangka inisial Z, 42 tahun, asal Madura, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia yang berada di atas kapal dengan membawa sebuah tas warna hitam yang didalamnya berisi empat bungkus narkoba jenis sabu sabu dengan perkiraan berat sekitar 6 kg yang dikemas dalam plastik warna putih. Selanjutnya tersangka dan barang bukti segera dibawa dan diamankan di Pos Babinpotmar TNI AL Kuala Bagan Asahan untuk dilaksanakan pemeriksaan lebih lanjut.
Barang bukti narkoba jenis sabu seberat 6 kg tersebut memiliki nilai yang sangat fantastis, diperkirakan pasaran di Indonesia mencapai nilai Rp. 8,9 M. Nilai fantastis ini yang membuat para mafia pengedar narkoba tergiur untuk menyelundupkan barang haram tersebut ke Indonesia. Sabu seberat 6 kg tersebut dapat menghancurkan sekitar 10.000 generasi muda Indonesia yang menjadi pangsa pasar para pengedar.
Oleh sebab itu TNI AL bekerjasama dengan instansi terkait lainnya seperti Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) selalu siaga dan siap sedia memberangus penyelundupan narkoba ke wilayah Indonesia. TNI AL di setiap Pangkalan Angkatan Laut bahkan sampai yang terkecil yaitu Pos Angkatan Laut (Posal) telah menyiapkan tim intelijen dan tim reaksi cepatnya selalu siaga setiap saat untuk menangkal penyelundupan narkoba tersebut.
Penyelundupan menggunakan jalur laut sering terjadi, dengan memanfaatkan situasi perairan seperti Selat Malaka, atau Selat Singapura, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali menekankan kepada seluruh personel TNI AL terutama yang berada di wilayah rawan penyelundupan untuk selalu waspada dan merespon cepat segala informasi mengenai kegiatan penyelundupan utamanya narkoba, karena dapat merusak generasi muda Indonesia.
(Dispenal|Karina)