“Foto di atas adalah Siswa/i MAN Kota Surabaya jumlah 50 murid yang ikut ambil bagian target pecahkan Rekor Muri”
Surabaya – Target memecahkan rekor Muri (Museum Rekor Indonesia) dalam gelaran Tari Gemu Famire (TGF) yang serentak digelar 4 September 2018 depan oleh seluruh personel TNI di Indonesia menjadikan momentum jajaran Kodam V Brawijaya serius mensukseskan pagelaran tersebut.
Seperti yang dipertunjukkan 350 pelajar di wilayah Kodim 0831 Surabaya Timur yang ikut serta berpartisipasi dalam gladi bersih di Lapangan Kodam V Brawijaya.
“Sebelumnya kami dari Kodim 0831/ST mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh siswa yang merelakan waktunya guna mensukseskan pemecahan rekor Muri untuk tarian Gemu Famire yang serentak digelar di seluruh Indonesia. Salah satunya di Kodam V Brawijaya,” ucap Kapten Inf Lutfantri Pasi Teritorial Kodim 0831/ST kepada wartawan, Jumat (31/8) siang.
Lutfantri menjelaskan, para pelajar yang diundang ikut gladi bersih di lapangan kodam ini adalah perwakilan sekolah menengah atas di seluruh kecamatan wilayah teritorial Kodim Surabaya Timur.
Nantinya, ratusan pelajar yang kita ajak menarikan Gemu Famire akan dicatatkan sejarah dalam rekor Muri. “Hal yang fantastis dan membanggakan bagi kita semua yang ikut ambil bagian dalam event akbar ini,” yakinnya.
Menurutnya, melalui pertunjukan tari kolosal Gemu Famire ini menjadi salah satu upaya membangun kekompakan para anggota TNI dengan seluruh masyarakat.
“Lagu Gemu Famire yang asyik ciptaan Nyong Franco dengan tarian sederhana tapi representasi dari kesederhanaan dan kebahagiaan bisa dinikmati oleh siapapun rakyat Indonesia dan dari suku manapun,” pungkasnya.
Representasi Kebahagian Masyarakat
Ditempat yang sama, Muhammad Fikri (16) pelajar SMA di Kecamatan Sukolilo mengaku antusias menghafalkan seluruh gerakan tari gemu famire ini. Selain simple, tarian ini bisa menjadikan kekompakan dan gotong royong diantara semuanya.
“Ini jelas menjadi pengalaman pertama saya dan temen temen yang mempunyai kesan tidak terlupakan. Apalagi kami bisa menjadi bagian dari pencatatan sejarah rekor Muri,” katanya.
Fikri berharap, kegiatan ini tidak hanya digelar dalam even-even besar saja namun bisa menjadi tarian wajib di sekolah maupun instansi baik pemerintahan maupun swasta. “Mari jadikan momen gelaran tari gemu famire ini sebagai representasi dari kebahagiaan masyarakat Indonesia tapi sekaligus pengejawantahan dari kesatuan dan persatuan bangsa,” singkatnya. (dan05|and|red)