Jakarta – Menghadapi tantangan global seperti keberlanjutan dan perubahan iklim, pendidikan menengah memiliki peran penting untuk memberikan pemahaman yang relevan kepada siswa. Kendati demikian, UNESCO dalam laporan Global Education Monitoring (2021), mengungkap sebanyak 73% sekolah menghadapi berbagai tantangan dalam mengintegrasikan pendidikan untuk keberlanjutan ke dalam kurikulum. Misalkan pada kurangnya keterampilan guru, fasilitas yang tidak memadai, hingga kurangnya kesadaran terhadap pendidikan berkelanjutan.
Sebagai kampus yang berorientasi pada pendidikan keberlanjutan, Universitas Pertamina (UPER) melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) berbasis keberlanjutan yang didanai oleh Hibah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) 2024. Menggandeng SMA Kolese Kanisius, tim UPER memperkenalkan teknologi pengelolaan sampah plastik sebagai bentuk peningkatan pengetahuan siswa dalam pembelajaran berkelanjutan.
“Kami memahami bahwa pengetahuan berkelanjutan menjadi sangat penting terhadap pengembangan kapasitas siswa dalam menghadapi tantangan global. Melalui kegiatan PkM ini, Tim UPER bekerja sama dengan SMA Kanisius menyelenggarakan kegiatan praktik pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi pirolisis. Yaitu mengubah plastik menjadi bahan bakar yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas sehari-hari,” ungkap Dr. Arie Sukma Jaya, S.T., M.Eng., ketua tim UPER dalam kegiatan PkM Teknologi Pirolisis.
Dalam kegiatan PkM tersebut Tim UPER yang terdiri dari Dr. Arie Sukma Jaya, S.T., M.Eng., dosen teknik mesin, Nona Merry Merpati Mitan, Ph.D. dosen kimia dan Agung Nugroho, Ph.D., dosen teknik kimia serta mahasiswa kimia yaitu Lintang Saksi Maharana, Evelin Grace Elisabet Simanullang, Nuraini, Rialfi Putri Nur Harfilani, Indy Inasa Rizqita dan mahasiswa teknik mesin, Arbhy Bramantya Hehamahwa, mengaplikasikan teknologi pirolisis dengan sumber daya berasal dari listrik.
Teknologi pirolisis adalah metode pengolahan sampah plastik dengan memanaskan sampah pada suhu tinggi tanpa adanya oksigen. Proses ini menghasilkan produk berupa minyak bakar, gas, dan residu padat. Karena pembakaran berlangsung tanpa oksigen, teknologi ini tidak menghasilkan gas beracun seperti karbon dioksida.
“Cara kerja pirolisis cukup sederhana, plastik jenis Polipropilena (PP) dan Low Density Polyethylene, dipotong menjadi bagian kecil dan dimasukkan ke dalam reaktor. Dalam reaktor yang kedap oksigen tersebut, plastik dipanaskan untuk menghasilkan uap, yang kemudian dialirkan ke kondensor untuk diubah menjadi cairan. Teknologi ini ramah lingkungan dan tidak menghasilkan karbon, dengan sumber panas berasal dari listrik bertegangan 1.500 Watt,” tambah Arie.
Hasilnya melalui alat pirolisis tersebut dengan total berat sampah 10 gram dapat menghasilkan 5 mL bahan bakar. Bahan bakar tersebut telah teruji kandungannya untuk digunakan dalam pengoperasian alat rumah tangga seperti alat pemotong rumput.
Sementara itu, Thomas Gunawan Wibowo, M.Ed., yang merupakan Direktur Kolese Kanisius menyampaikan bahwa kegiatan ini turut sejalan dengan nilai yang diterapkan dalam kegiatan belajar di SMA Kolese Kanisius.
“SMA Kolese Kanisius telah mulai menerapkan praktik pengurangan sampah plastik dengan meminimalisir penggunaan minuman kemasan plastik. Namun masih perlu diintegrasikan materi tentang lingkungan dan keberlanjutan dalam kurikulum untuk meningkatkan kesadaran siswa. Kehadiran PkM dari tim UPER memungkinkan keterlibatan siswa dalam praktik langsung serta mendukung kegiatan riset tahunan, Canisius Exhibition of Learning Experience (C-XLENCE). Dengan demikian, diharapkan tercipta budaya belajar yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan,” jelas Thomas.
Sebagai universitas yang menekankan pada pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi berbasis keberlanjutan, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU., mengapresiasi kegiatan PkM Tim UPER dalam mengaplikasikan teknologi yang mampu mengurai plastik.
“Teknologi pirolisis yang dikembangkan oleh PkM Tim UPER mencerminkan pembelajaran berprinsip berkelanjutan. Untuk mempersiapkan pengembangan teknologi yang lebih besar, UPER juga membekali para talenta dengan pembelajaran di kelas yang sesuai kebutuhan industri dan menjawab tantangan sosial. Contohnya, melalui peminatan Renewable Energy di Prodi Teknik Mesin dan Teknik Sistem Proses Kimia Berkelanjutan serta Rekayasa Energi di Prodi Teknik Kimia,” tutup Prof. Wawan.
Sebagai informasi, saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tengah membuka peluang untuk berkuliah di UPER. Bagi calon mahasiswa yang tertarik, dapat mengakses informasi selengkapnya melalui https://pmb.universitaspertamina.ac.id/
(Kontributor : Rafi)