Jakarta – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menyoroti pentingnya melawan Islamofobia melalui diplomasi internasional dan narasi positif.
Menurut Anis Matta, Islamofobia bukan hanya isu sosial, tetapi juga persoalan politik global yang harus diatasi dengan strategi yang tepat.
“Kita harus membangun narasi Islam yang positif, menampilkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, serta memperkuat diplomasi Indonesia di forum internasional,” ujar Anis Matta dalam Webinar Nasional yang diselenggarakan oleh UBN Podcast dengan tema ‘Say NO to Islamophobia’, Sabtu (15/3/2025).
Dalam pemaparannya, Anis menjelaskan, Indonesia memiliki peran penting dalam diplomasi internasional untuk memperjuangkan hak-hak umat Islam.
Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain, pertama mendorong Resolusi Global-Indonesia dapat menjadi pelopor dalam menekan PBB dan organisasi internasional untuk mengeluarkan resolusi yang mengutuk tindakan Islamofobia.
“Kedua mendorong Kerja Sama dengan Negara Muslim melalui penguatan hubungan diplomatik dengan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menyuarakan solidaritas terhadap umat Islam,” kata Anis.
Sedangkan yang ketiga adalah mendorong Advokasi Hak Asasi Manusia, yakni menggunakan platform global untuk menekan negara-negara yang menerapkan kebijakan diskriminatif terhadap Muslim.
Selain diplomasi, Anis juga menegaskan, umat Islam harus berperan aktif dalam membangun narasi yang lebih positif di ruang publik, terutama melalui media sosial dan platform digital.
“Umat Islam perlu mengisi ruang-ruang informasi dengan konten yang mencerminkan nilai-nilai Islam yang damai, toleran, dan inklusif,” jelas Anis.
Menurutnya, langkah ini penting untuk mengubah persepsi masyarakat global yang selama ini dibentuk oleh propaganda Islamofobia di media mainstream.
Menanggapi pertanyaan peserta webinar tentang kemungkinan lahirnya RUU Islamofobia di Indonesia, Anis menyambut baik wacana tersebut.
Dirinya menilai, regulasi yang melindungi umat Islam dari diskriminasi dapat menjadi langkah konkret dalam mewujudkan keadilan sosial.
“RUU ini bukan hanya tentang umat Islam, tetapi juga tentang perlindungan kebebasan beragama dan mencegah segala bentuk diskriminasi. Jika kita ingin hidup dalam masyarakat yang adil dan harmonis, kita harus memastikan tidak ada kelompok yang menjadi korban stereotip negatif,” ungkap Anis.
Anis menutup pemaparannya dengan menyerukan aksi nyata bagi umat Islam dalam melawan Islamofobia, baik melalui diplomasi, edukasi, maupun advokasi.
“Kita tidak boleh diam. Mari bersama-sama membangun dunia yang lebih adil dengan menampilkan wajah Islam yang sesungguhnya, Islam yang penuh kedamaian dan kasih sayang,” pungkas Anis Matta.
Webinar ‘Say NO to Islamophobia’ ini menjadi momentum penting bagi umat Islam di Indonesia untuk memahami isu Islamofobia secara lebih luas dan mencari solusi bersama untuk menghadapinya.
(Kontributor: Arif)