Puncak, Papua – Dalam semangat kebersamaan dan mempererat tali silaturahmi antara TNI dan masyarakat, Satgas Yonif 700/WYC Pos Mayuberi menghadiri dan turut serta dalam tradisi bakar batu yang digelar oleh warga Kampung Mayuberi, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua.
Kegiatan ini berlangsung dalam rangka pergantian pengurus Klasis Gereja Mayuberi dan dihadiri langsung oleh masyarakat setempat. Undangan khusus disampaikan oleh Bapak Klasis Marius Tabene, yang secara pribadi mengundang personel Pos Mayuberi untuk turut serta dalam acara adat yang sarat makna tersebut.
Menurut Letda Inf Arif Natsir, selaku Danpos Mayuberi, keterlibatan TNI dalam kegiatan ini adalah bentuk nyata dari komitmen TNI untuk selalu hadir di tengah-tengah masyarakat, tidak hanya dalam aspek keamanan tetapi juga dalam kegiatan sosial dan budaya.
“Kami merasa sangat terhormat diundang dalam acara ini. Bakar batu bukan hanya tradisi memasak, tapi simbol persatuan dan kebersamaan. Kehadiran kami di sini adalah bentuk dukungan moral dan budaya untuk masyarakat yang selama ini juga sangat mendukung keberadaan kami,” ujar Letda Inf Arif Natsir.
Bapak Marius Tabene menyampaikan bahwa kehadiran personel TNI dari Pos Mayuberi sangat berarti bagi warga. Menurutnya, selama ini TNI banyak membantu masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga kehadiran mereka selalu dinantikan baik dalam suasana suka maupun duka.
“Kami mengundang TNI karena mereka selalu hadir membantu kami. Dalam acara apapun — baik sukacita seperti ini, maupun dalam kedukaan — kami sangat berharap kehadiran TNI untuk berbagi dan menunjukkan bahwa kita adalah satu keluarga besar di tanah Papua ini,” ungkap Marius Tabene.
Kegiatan bakar batu berlangsung dengan khidmat dan penuh keakraban. Personel TNI bersama warga mempersiapkan bahan makanan, membakar batu, dan memasak bersama dengan cara tradisional. Anak-anak, orang dewasa, hingga tokoh adat turut ambil bagian dalam suasana penuh kekeluargaan tersebut.
Sinergi antara TNI dan masyarakat Papua seperti yang tampak dalam kegiatan ini menjadi contoh nyata bahwa harmoni sosial dapat terus dibangun melalui kepercayaan, keterlibatan, dan kepedulian terhadap nilai-nilai budaya lokal.
(Kontributor: Rafi)