PB|Banjarnegara – “Jarimatika” adalah senjata paling ampuh dalam mendekati anak-anak desa yang tergolong di pelosok, ini dilakukan salah satu anggota Satgas TMMD Reguler 102 Banjarnegara, Peltu Pojos di rumah salah satu warga Pasegeran.
Pojos menikmati apa yang dilakukannya sewaktu membimbing mengerjakan PR sekolah kembar bersaudara Fifi dan Fita (9), murid kelas IV SDN 1 Pasegeran, anak dari pasangan Wamin (33) warga Dusun Korya Rt/Rw. 03 Desa Pasegeran Kecamatan Pandanarum. Selasa (24/7/18).
Metode jarimatika adalah suatu cara berhitung operasi kali-bagi-tambah-kurang dengan menggunakan alat bantu berupa jari tangan. Metode ini dikembangkan oleh Septi Peni Wulandani di tahun 2004 silam. Jarimatika ini juga melatih siswa untuk mempergunakan otak kiri dan kanan secara optimal, dikarenakan siswa menggerakkan jari-jarinya sambil berfikir sehingga penerapannya dapat meningkatkan kecepatan dalam menghitung perkalian bilangan asli.
Kelebihan lain ilmu adalah dapat menarik minat si anak dalam berhitung dengan gerakan dari jari-jari tangannya serta relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan karena metodenya sangat praktis dan efesien.
Namun untuk kelemahannya system hitung ini adalah tidak bisa dipergunakan untuk perkalian satu angka dengan dua angka, misalnya 14 x 8. Selanjutnya jumlah jari tangan kita terbatas, sehingga operasi matematika yang bisa diselesaikan juga terbatas. Dan kelemahan terakhir adalah, kalau kurang banyak latihan maka akan agak lambat menghitungnya dibandingkan menggunakan sempoa.
Mendengar ada hal baru dalam menghitung, sehingga menarik minat Rahma (8) kaos biru, kelas 3 yang merupakan anak Tuwono (40) tetangga Wamin. Kegiatan positif humanis ini mendapatkan apresiasi dari pemilik rumah yang sangat mengucapkan terimakasih atas kedatangan TNI membuat minat belajar kedua anaknya luar biasa.(pendim0704|red|noven)