oleh

Pecah Menggelegar “Suara Misterius”, Apa yang terjadi di Balik Dinding Rutan Brandan?

Kegiatan Lomba Stand Up Comedy bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Pangkalan Brandan

Pangkalan Brandan – Rutan Kelas IIB Pangkalan Brandan menggelar kegiatan Lomba Stand Up Comedy bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang berlangsung selama 9 hari berturut-turut pada tanggal 27 Oktober – 5 November sebagai bagian dari program pembinaan kepribadian dan peningkatan kesehatan mental di dalam lingkungan rutan.

Kegiatan yang berlangsung di lingkungan blok hunian ini diikuti dengan antusias oleh para WBP. Melalui ajang ini, mereka diberi ruang untuk mengekspresikan diri secara positif, mengasah kepercayaan diri, serta menyalurkan energi dan kreativitas lewat humor.

Kepala Rutan Kelas IIB Pangkalan Brandan, Bapak Akmalun Ikhsan, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari strategi pembinaan menyeluruh bagi para WBP.

> “Stand Up Comedy ini kami jadikan sarana untuk menjaga kesehatan mental psikologis para WBP. Dengan tertawa, mereka belajar melihat hidup dari sisi positif, sekaligus mengurangi stres selama menjalani masa pembinaan,” ujar beliau.

Berbagai penampilan lucu dengan tema kehidupan sehari-hari di dalam rutan berhasil menciptakan suasana hangat dan penuh tawa. Para petugas dan WBP lainnya turut menjadi penonton yang memberikan dukungan dan apresiasi bagi setiap peserta.

Melalui kegiatan ini, Rutan Kelas IIB Pangkalan Brandan berkomitmen untuk terus menghadirkan program pembinaan yang tidak hanya berfokus pada aspek disiplin dan keterampilan kerja, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan mental dan emosional para WBP.

> “Kami berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi sarana pembelajaran dan penyembuhan. Karena pembinaan yang baik bukan hanya membentuk perilaku, tapi juga menumbuhkan semangat dan harapan untuk berubah menjadi lebih baik,” tambah Bapak Andre Situmorang, Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (Ka. KPR).

Kegiatan Stand Up Comedy ini sekaligus menunjukkan bahwa di balik tembok rutan, masih ada ruang untuk tumbuh, tertawa, dan mempersiapkan diri kembali ke masyarakat dengan semangat baru.

(Kontributor : Novian)

Bagikan