PB | Kediri – Objek-objek pembangunan pada TMMD 97 Kodim 0809/Kediri, sangat dimungkinkan sulit direalisasi, bila tidak adanya pihak ikut berperan didalamnya, seperti halnya Ketua RT, Ketua RW ,LPMK dan pegawai kelurahan, karena dari pemikiran merekalah, objek-objek tersebut masuk dalam daftar agenda kegiatan TMMD. Terlepas dari peran seorang Ketua RT atau RW, tentunya memiliki landasan yang kuat untuk mengetahui sebatas mana kesimpulan dari setiap usulan atau pendapat, tetapi yang jelas mereka mengeluarkan usulan atau pendapat bersumber dari warga lingkungan dimana ia menjadi seorang Ketua RT atau RW, selasa (04/10/2016).Demikian juga LPMK, sebagai wadah menampung aspirasi masyarakat, tentunya mendominasi dalam menyeleksi usulan atau pendapat mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang kurang dibutuhkan, hal ini terkait dari keterbatasan Kodim Kediri, selaku supervisor dari pelaksanaan TMMD. Kelurahan yang merupakan bagian dari garis pemerintahan daerah, juga memiliki andil dalam menghubungkan aspirasi masyarakat dengan Kodim Kediri, dan setiap usulan atau pendapat sudah dapat dipastikan memiliki kecenderungan dampak positif bagi masyarakat.Perbaikan jalan yang rusak dengan panjang 350 meter dan lebar 3 meter di Kelurahan Gayam, tidak serta merta diperbaiki tanpa adanya aspirasi warga setempat, dan sangat mustahil bila dipaksakan akan berfungsi secara optimal. Disatu sisi yang lain, TMMD memiliki penjabaran kemanunggalan TNI dengan Rakyat, dan penjabaran tersebut tentu memiliki kaitan dalam apa saja yang akan dilakukan pada rangkaian kegiatan TMMD dan sejauhmana animo masyarakat ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan.
Dari penjelasan Kapten Inf Sunarjo ,selaku pengawas harian, pengaspalan jalan yang rusak tersebut, sebelumnya tidak tercantum dalam prioritas TMMD Kodim Kediri, tetapi pada awal bulan agustus lalu, beberapa masukan warga setempat yang disalurkan kepada Ketua RT serta RW, dan diteruskan kepada LPMK Kelurahan Gayam, menjadi dasar pertemuan antara Kelurahan Gayam dengan Kodim Kediri. Keputusan tersebut diambil dikarenakan keterkaitan kebutuhan kenyamanan warga sebagai pengguna jalan, hal tersebut disebabkan bila hujan deras tiba, jalan tersebut tertutup genangan air, secara otomatis lobang-lobang badan jalan juga tertutup, dan cukup membahayakan bagi pengguna jalan.(dodik s/red)