

Suwito selaku pengurus Mushola Gayam, sangat berterima kasih kepada Kodim Kediri yang bersedia memberikan bantuan peralatan shalat kepadanya, dan dirinya berjanji usai penutupan TMMD nanti, bantuan tersebut akan diletakkan di Musholanya. Sesuai dengan adat istiadat orang jawa, bila orang yang sudah membantu masih belum menyelesaikan pekerjaannya yang lain, maka baik ide maupun inisiatif , terlebih dahulu ditunda dan usai si pemberi bantuan sudah tidak lagi melakukan aktifitas di sekitarnya, maka bantuan tersebut bisa langsung digunakan atau sedikit inovasi.

Budaya tersebut melatar belakangi identitas sebagai orang timur yang menghargai dan menghormati bantuan orang lain, dan tentu saja bantuan tersebut juga harus dimaksimalkan penggunaannya. Suwito sendiri mengakui, bila bantuan tersebut sangat berarti bagi warga setempat, akrena perangkat shalat yang ada saat ini di musholanya, sangat jauh dari istilah “Layak Pakai”.
Lain Suwito, lain juga Subakir, salah satu pengurus Mushola Al Ikhlas, menurutnya bantuan perangkat shalat tersebut harus segera diletakkan dimuhsola agar dapat dipergunakan warga yang hendak menjalankan tuntunan agama. Dilihat secara sepintas, memang kedua mushola tersebut jauh berbeda, Mushola Al Ikhlas begitu terawat dan fasilitas perlengkapan shalat juga terpelihara dengan baik, sedangkan Mushola Gayam, berbanding terbalik , karena dulunya kondisi bangunan (sebelum direnovasi) sangat memprihatinkan, ditambah perlengakapan shalat yang sudah waktunya diganti. (Penrem 082/CPYJ/red)