oleh

TNI AL KEMBALI MERAIH REKOR MURI PADA GELARAN WAYANG ORANG “PANDAWA BOYONG”

Jakarta – Untuk yang kesekian kalinya TNI Angkatan Laut (TNI AL) kembali mencatatkan sejarah dengan meraih penghargaan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) pada penyelenggaraan pagelaran Wayang Orang dengan lakon “Pandawa Boyong” dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, pada Minggu (15/01) lalu.

Penggagas sekaligus pendiri MURI, Jaya Suprana, menyampaikan bahwa rekor ini semula dicanangkan sebagai rekor Indonesia, tetapi setelah menyaksikan dahsyatnya pagelaran tersebut maka MURI memutuskan bahwa ini bukan sekedar rekor Indonesia, ini adalah rekor dunia. “Mustahil ini bisa diselenggarakan tanpa TNI AL, oleh karena itu rekor dunia atas penyelenggaraan pagelaran Wayang Pandowo Boyong dianugerahkan kepada TNI Angkatan Laut,” ujarnya.

MURI menganugerahkan penghargaan rekor dunia ini langsung kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali atas pemrakarsa dalam penyelenggaraan Wayang Orang Pandawa Boyong dengan Pemeran Utama Panglima TNI. Selain itu MURI juga menganugerahkan rekor pemeran utama pagelaran Wayang Perang Kolosal Pandawa Boyong kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.

Sebelumnya, TNI AL telah mencatatkan 9 penghargaan dari MURI dalam penyelenggaraan kegiatan penanaman mangrove di lokasi terbanyak seluruh Indonesia, pengibaran bendera di bawah air di 77 titik seluruh Indonesia, donor darah di atas kapal perang terbanyak, khitanan massal di atas kapal perang terbanyak, pembersihan plak dan karang gigi dengan jumlah dan lokasi terbanyak, pencanangan Gerakan Nasional Laut Bersih dengan melaksanakan bersih-bersih laut serentak, pencanangan penanaman sorgum nasional serentak di 77 lokasi di seluruh Indonesia, Fun Run 7,7 km yang digelar di seluruh Indonesia serta water trappen di 77 lokasi di seluruh Indonesia.

Seperti yang telah diketahui, Pagelaran Wayang Orang ini merupakan inisiasi dari Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono saat masih menjabat sebagai Kasal, dimana Lakon Pandawa Boyong menceritakan tentang lima orang ksatria bersaudara boyongan (pindah) dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura. Kepindahan itu untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa, mereka harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar karena utusan Pendawa untuk berdiplomasi mengalami kegagalan. Kurawa dilengkapi dengan persenjataan lebih banyak, namun berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang itu.

Sesaat sebelum pelaksanaan pementasan Kasal menyampaikan dihadapan media bahwa dengan pagelaran wayang orang ini selain dalam rangka memperingati hari Dharma Samudera juga untuk melestarikan budaya nusantara dan mempelajari sifat-sifat kepemimpinan para tokoh wayang tersebut. “Pagelaran ini selain dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera, juga untuk menunjukkan bahwa perjuangan harus terus dilakukan, salah satunya dengan melestarikan budaya dan mempelajari nilai-nilai kepemimpinanan dari tokoh-tokoh pewayangan, yang dapat diterapkan oleh para prajurit TNI AL,” ujar Kasal.

Pagelaran budaya ini merupakan kolaborasi TNI AL dengan Laskar Indonesia Pusaka (LIP) yang dan grup wayang orang Bharata. Melibatkan petinggi Mabes TNI, TNI AL, TNI AD, TNI AU, POLRI dan 450 prajurit TNI AL, dimana Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono berperan sebagai tokoh Bima Sena, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo sebagai Prabu Puntadewa, Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali sebagai Batara Baruna, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai Batara Brama, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo sebagai Eyang dan Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Vero Yudo Margono sebagai Dewi Nagagini.

(Dispenal|Boy)

Bagikan

Baca Juga