PB | China menyebut Jepang telah merusak stabilitas perdamaian setelah sepasang jet tempur F-15J mencegat dua jet tempur mereka. Pencegatan disebut provokatif dan memunculkan risiko bagi pilot.
Dalam sebuah pernyataan Senin 4 Juli 2016, Kementerian Pertahanan China menyebut dua jet tempur Jepang melakukan “tindakan provokatif” dengan terbang pada kecepatan tinggi langsung menuju ke sepasang jet tempur China yang sedang melakukan patroli di wilayah yang dikonflikkan di Laut China Timur pada 17 Juni lalu.
Beijing menuduh pilot Jepang menggunakan radar kontrol tembakan untuk mengunci pesawat China.
“Tindakan provokatif pesawat Jepang itu bisa menyebabkan kecelakaan di udara, membahayakan keselamatan personel di kedua sisi, dan menghancurkan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu,” kata Kementerian Pertahanan China.
Perwira militer senior Jepang mengakui memang mencegat pesawat China tetapi membantah mengunci pesawat China dengan radar. Pencegatan juga dilakukan sesuai aturan dan tiak berbahaya.
Jepang balik menuduh China di balik meningkatnya ketegangan militer di Laut China Timur dengan peningkatan akvitias pesawat. Akibatnya dalam tiga bulan terakhir Jepang harus mencegat pesawat China hingga dua kali lipat.
Kedua negara terus berbenturan atas kepemilikan sekelompok pulau yang terletak sekitar 220km (140 mil) timur laut dari Taiwan. Pulau ini dikenal sebagai Senkaku di Tokyo dan Kepulauan Diaoyu di Beijing.
China khawatir perjanjian pertahanan baru-baru ini ditandatangani antara Washington dan Tokyo yang menyediakan kontraktor Jepang dengan hak pertahanan penuh dan setara sebagai perusahaan Amerika yang akan menghasilkan kebijakan yang lebih militeristik.
Kekhawatiran mereka semakin tinggi ketika Amerika Serikat, India dan Jepang terlibat dalam latihan angkatan laut besar-besaran di sepanjang sisi timur China sebagai bagian dari upaya pemerintahan Obama untuk mengepung China.(kabar militer/JT)
