PB | Madiun – Dalam mempercepat pencapaian Swasembada pangan yang menjadi target pemerintah saat ini yang harus tercapai Korem 081/DSJ menyelenggarakan Rapat Koordinasi dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia di Aula Makorem 081/DSJ Jl. Pahlawan no 50 Kota Madiun. Rabu(12/10/16)
Hadir dalam rakor tersebut Kasrem 081/DSJ Letkol Inf Jemz A. Ratu Edo, S.Sos mewakili Danrem 081/DSJ, Direktur Alsintan Kementan RI Ir Suprapti, Para Kadistan Kabupaten/Kota Jajaran Korem 081/DSJ, Para Kasi Korem 081/DSJ, Para Pasi Korem 081/DSJ dan Para Pasi Ter Kodim jajaran Korem 081/DSJ.
Dalam sambutannya Danrem 081/DSJ yang dibacakan Kasrem 081/DSJ Letkol Inf Jemz A. Ratu Edo, S.Sos menyampaikan dalam mempercepat pencapaian Swasembada pangan yang menjadi target pemerintah saat ini yang harus tercapai, maka Kementerian pertanian meluncurkan Program Upaya Khusus (Upsus) untuk percepatan tanam. Dalam pencapaian swasembada berkelanjutan, lahan merupakan salah satu faktor produksi utama yang tidak tergantikan. Serta ketersediaan Alsintan yang telah dibagikan ke kodim-kodim sangat menentukan keberhasilan swasembada tersebut.
Dalam percepatan swasembada pangan Kementerian Pertanian juga telah menetapkan Program kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan kegiatan pendukung lainnya, antara lain : Pengembangan Jaringan Irigasi, optimasi Lahan, Gerakan Penerapan Pengelolan Tanaman Terpadu (GP-PTT), melalui Peningkatan Indeksi Pertanaman, Perluasan Areal Tanam, Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian (benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian), Pengendalian OPT dan Dampak Perubahan Iklim, Asuransi Pertanian, Pengawalan dan Pendampingan.
Strategi dasar kegiatan ini difokuskan pada meningkatkan produktivitas dan IP (Indeks Pertanaman) melalui peningkatan ketersediaan air irigasi, benih, pupuk dan alsintan, memberikan fasilitasi pendampingan dari penyuluh pertanian, peneliti dan perguruan tinggi dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kegiatan pengembangan irigasi, optimalisasi, masing-masing dilaksanakan pada lokasi yang berbeda.
Sementara itu Direktur Alsintan Kementan RI Ir Suprapti mengatakan melalui Upsus dibentuk suatu tim terpadu yang mensinergikan para Babinsa (Bintara Pembina Desa) dan stakeholder pertanian di daerah guna mengatasi kurangnya jumlah penyuluh tani. Idealnya di satu desa ada satu penyuluh tapi faktanya dari jumlah penyuluh yang ada baru hampir setengahnya saja.
Dengan memfungsikan peran Babinsa sebagai penyuluh dan pembimbing petani, diharapkan mampu memberi dampak signifikan pada peningkatan produksi, target swasembada adalah harga mati yang harus diwujudkan dan kepada seluruh Kadistan dan Pasiter yang hadir agar mempersiapkan para Penyuluhnya dan Babinsanya dengan baik demi keberhasilan tugas negara yang diberikan. Selain itu, persoalan yang tak kalah krusial adalah sulitnya para petani memperoleh pupuk dan distribusi benih yang sering terlambat sehingga jadwal tanam tidak sesuai jadwal panen yang ideal, tegas Ir Suprapti.(prspen081/red)