Kendari – Menteri Agama Nasaruddin Umar berbicara tentang konsep imamah saat mengukuhkan Pengurus Pusat Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (PP IPIM) se-Sulawesi Tenggara. Menag juga meluncurkan program 500 Imam Masjid PP Baitul Qur’an.
Acara ini menjadi momentum dalam memperkuat peran imam masjid sebagai penjaga nilai-nilai keislaman dan pemersatu umat. Menag menegaskan pentingnya konsep Imamah sebagai fondasi kokohnya kehidupan beragama dan bermasyarakat.
“Konsep Imamah adalah inti dari Ummah. Umat tidak akan bisa terwujud dengan baik tanpa adanya Imamah yang kuat. Imam bukan hanya pemimpin salat, tetapi juga penjaga moral, teladan, dan sumber kesejukan bagi umat,” jelasnya di Kendari, Sabtu (11/10/2025).
Menag juga memberikan pesan spiritual terkait adab dan kekhusyukan imam dalam memimpin salat berjamaah. “Sebagai imam, kita harus saktah — berhenti sejenak setiap pembacaan surah Al-Fatihah sesuai dengan mazhab Imam Syafi’i. Karena pada saat kita berhenti itulah, sesungguhnya Allah SWT sedang menyapa kita,” tutur Menag dengan penuh makna.
Peluncuran program 500 Imam Masjid PP Baitul Qur’an menjadi penanda komitmen Kementerian Agama dalam memperkuat kapasitas imam masjid di seluruh Indonesia. Melalui program ini, para imam diharapkan tidak hanya mahir dalam bacaan Al-Qur’an dan fikih ibadah, tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi dan dakwah yang mampu merangkul seluruh lapisan masyarakat.
Menag menutup arahannya dengan harapan agar para imam masjid menjadi figur yang membawa keteduhan, persatuan, dan semangat keislaman yang rahmatan lil ‘alamin.
“Imam adalah wajah Islam di tengah masyarakat. Mari kita jadikan masjid sebagai pusat pencerahan dan pemersatu umat,” pungkasnya.
(Kontributor: Arif)