oleh

Pembekalan Pemenangan Nasional Pilkada PDIP

Bogor – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membakar semangat peserta Pelatihan Pemenangan Pilkada dengan menceritakan kisah Wisanggeni dan mengingatkan soal perjuangan Pendiri Bangsa Ir.Soekarno.

Hal itu disampaikan Hasto saat berpidato di hadapan 80 calon kepala daerah dan timnya yang mengikuti Pelatihan Pemenangan Pilkada 2024 gelombang ketiga di Hotel Seruni, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/7/2024).

Turut hadir dalam acara itu, Ketua Tim Pemenangan Pilkada Nasional PDI Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu serta jajarannya.

Hasto menekankan, ilmu-ilmu elektoral dalam pemenangan Pilkada memerlukan suatu fondasi yang kuat dengan menyerap aspek ideologi dan sejarah kepartaian. Hasto pun menyebut PDI Perjuangan merupakan partai yang telah digembleng dengan ujian-ujian sejarah. Namun, tetap kokoh hingga saat ini.

Hasto mengatakan, bahwa seluruh kepala daerah yang mengikuti pelatihan pemenangan ini akan diajarkan seluruh strategi untuk menggaet suara rakyat.

“Apa ini relevansi dengan pelatihan untuk pemenangan? Nanti, saudara akan diajarkan bagaimana strategi meningkatkan elektoral, bagaimana strategi komunikasi yang efektif, bagaimana menggalang tokoh, bagaimana melakukan segmentasi pemilih dan kemudian targeting,” kata Hasto di lokasi.

Politisi asal Yogyakarta ini pun menceritakan kembali soal kisah perwayangan Wisanggeni, seorang pemuda yang menjadi tumbal kemenangan peperangan yang dibuang ketika lahir.

Hasto pun meminta seluruh kader untuk merefleksikan cerita perwayangan itu dan berjuang dalam pemenangan Pilkada 2024.

“Justru itu menggembleng kita kalau dalam cerita wayang itu ada Wisanggeni, Wisanggeni itu mau dimatikan oleh para dewa. Tapi semakin dia dipukul, semakin dia dibakar, dia semakin tumbuh dengan kuatnya, itulah PDI perjuangan saudara-saudara sekalian,” ujarnya.

Hasto pun turut mengajak seluruh kader untuk merefleksikan perjuangan dari Bapak Proklamator Ir Soekarno atau Bung Karno ketika diasingkan di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dimana, di tengah intimidasi dan kekangan dari pemerintahan kolonial Belanda, Bung Karno justru menyatu dengan kekuatan rakyat atau akar rumput.

Bung Karno, kata Hasto, justru melakukan konsolidasi dan menggalang kekuatan dengan rakyat untuk melawan pemerintahan kolonial.

“Jadi saudara-saudara sekalian, kalau pelatihan yang kognitif, strategi komunikasi itu bisa dibaca, tetapi yang spirit ini ini saudara-saudara menemukan di dalam suatu diri anda pribadi, suatu motif, suatu landasan, mengapa saya berjuang,” ungkap Hasto.

“Ketika saudara-saudara menemukan itu saudara akan menjadi seorang pejuang yang semangatnya tidak pernah kendor, yang ketika menghadapi berbagai tembok-tembok penghalang saudara-saudara sekalian mampu menjebol tembok tembok penghalang itu selama saudara punya spirit. ini kuncinya,” sambung dia.

Hasto pun meminta kepada kader Partai yang mendapat penugasan untuk maju Pilkada tidak berkecil hati ketika hanya memiliki logistik terbatas.

Menurutnya, hal itu justru harus menjadi penyemangat bagi kader untuk semakin ‘menjebol’ batasan-batasan untuk memenangkan hati rakyat.

“Saudara menjebol elektoral rendah dengan bekerja keras, karena ini adalah keputusan partai. Karena kita yakin meskipun calon ini tidak punya uang tetapi dia menjadi pemimpin yang bisa mengatasi berbagai problematika yang ada di Jakarta misalnya,” pungkasnya. (Red/Arif)

Bagikan

Baca Juga