Surabaya – Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat lll Angkatan ke-68 dan Taruna Tingkat lV Angkatan ke-67 menerima Kuliah Umum bertema Kepemimpinan Tranformasional TNI Guna menghadapi Tantangan di Era 4.0 dari Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI, Marsdya TNI Andyawan Martono P., S.I.P., di Gedung Mas Pardi, Kesatrian AAL Bumimoro, Surabaya, Selasa (23/11).
Tampak hadir Gubernur AAL, Mayjen TNI (Mar) Nur Alamsyah, S.E., M.M., M.Tr (Han)., Wagub AAL, Laksma TNI Rudhi Aviantara, S.E., M.Si., M.Tr (Han)., CHMRP., Seklem AAL, Laksma TNI Syamsul Rizal, S.E., M.M dan para Pejabat Utama AAL lainnya. Sedangkan dari Akademi TNI tampak hadir Para Direktur, Paban Rendik, Paban Opsdik, Paban Jiandik, Paban Jianjemen Org dan Um, Paban Pers, dan Komandan Menchandra Akademi TNI.
Dalam pembekalannya, perwira Tinggi Bintang tiga TNI AU ini memaparkan gamblang tentang materi yang disuguhkan dalam kuliah umum bagi Taruna Laut kali ini, mulai dari definisi, lingkungan strategis, tantangan dan dampak, kepemimpinan transformasional, penekanan dan diakhiri dengan tanya jawab.
Menurutnya, Kepemimpinan Tranformasional itu adalah sosok pemimpin yang mampu menginspirasi, memberdayakan, memotivasi dan mendorong anak buah atau orang yang dipimpinnya tersebut melakukan hal yang lebih baik.
Ia menukil pendapat dari Prof. Sudarwan Damin, M.P.D (2009:59) bahwa Kepemimpinan Transformasional berasal dari kata “totransform” yang berarti mentrasformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk yang berbeda. Misalnya mentrasformasi visi menjadi realita, potensi menjadi actual leten menjadi manifest dan seterusnya.
Kepemimpinan Tranformasional lanjutnya, pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.
Untuk itu transformasional leadership sangatlah perlu diwujudkan yaitu sosok pemimpin yang visioner, inspiratif, adaptif terhadap berbagai perubahan lingkungan, berfikiran terbuka, progresif, potensi menjadi energy, pemimpin yang mengajak bukan memerintah, berempati tinggi dan mampu merubah kelemahan menjadi kekuatan.
Untuk itu tambahnya, asah, latih dan terus belajar untuk dapat menjadi pemimpin yang tidak hanya bisa memerintah, tetpi menjadi pemimpin yang sekaligus dapat menempatkan diri ditengah anak buah dan mampu berperan sebagai saudara, menjadi bapak, menjadi guru, menjadi manager, dan pemimpin.
“Belajar tak kenal lelah, berfikir kritis, sensor diri, adaptasi terhadap perubahan, fahami kultur militer, santun bersosial media, perbaiki kemampuan komunikasi, kuasai teknologi dan pegang teguh Sumpah Prajurit, Sapta Marga, 8 Wajib TNI dan Trisila TNI AL,” terangnya. (Rohman|Bagpen AAL)